Rasio elektrifikasi di NTT capai 86,36 persen per Februari 2020
2 Maret 2020 09:12 WIB
Dokumentasi - General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ignatius Rendroyoko (kiri) memberikan penjelasan kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (kanan) terkait bantuan penyambungan listrik gratis melalui Program One Man One Hope untuk salah satu keluarga kurang mampu dalam kegiatan yang berlangsung di Kabupaten Timor Tengah Utara pada Senin (18/11/2019). (ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT)
Kupang (ANTARA) - General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ignatius Rendroyoko, mengemukakan, rasio elektrifikasi listrik di provinsi berbasiskan kepulauan itu telah mencapai 86,36 persen per Februari 2020.
“Tingkat rasio elektrifikasi ini dengan total sebanyak 816.433 pelanggan, sementara untuk rasio desa berlistrik di NTT sudah lebih tinggi mencapai 92,04 persen,” katanya kepada wartawan di Kupang, Senin.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan kondisi rasio elektrifikasi listrik terkini di Nusa Tenggara Timur untuk menggambarkan jumlah rumah tangga yang sudah menikmati listrik di provinsi setempat.
Kondisi rasio elektrifikasi ini meningkat secara bertahap dari sebelumnya pada Oktober 2019 tercatat sebesar 82,97 persen. Peningkatan ini seiring dengan bertambahnya upaya penyambungan listrik ke rumah-rumah warga, katanya.
Ignatius menjelaskan, kehadiran program penyambungan listrik secara gratis dari dana bantuan sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility) yang dihadirkan perusahaan plat merah ini.
“Kami mencatat sebanyak 12.503 rumah tangga di NTT telah menerima manfaat program CSR selama 2019 lalu,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, PLN juga menghadirkan Program OMOH (One Man One Hope) dengan mengumpulkan dana dari para pegawai di lingkungan PLN senilai minimal Rp750.000 per orang untuk membantu pemasangan baru listrik bagi masyarakat yang tidak mampu sejumlah 800 rumah tangga.
Selain PLN, bantuan penyambungan listrik gratis juga diberikan melalui subsidi dari pemerintah daerah seperti di Kabupaten Sikka sebanyak 1.725 rumah tangga dan Kabupaten Manggarai Barat 600 rumah tangga, katanya.
“Ada juga bantuan dari Kementerian ESDM sebanyak 657 rumah tangga dan tentu kami sangat mengapresiasi bantuan berbagai stakeholder seperti ini untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi di daerah ini,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT hingga mencapai 100 persen dengan terus menggenjot pembangunan jaringan listrik ke desa-desa serta penyambungan baru ke setiap rumah tangga.
Baca juga: IESR temukan akses listrik di perdesaan NTB-NTT belum memadai
Baca juga: PLN NTT kejar rasio elektrifikasi 90 persen akhir 2019
Baca juga: Tingkatkan elektrifikasi, Papua dan NTT jadi prioritas Program LTSHE
“Tingkat rasio elektrifikasi ini dengan total sebanyak 816.433 pelanggan, sementara untuk rasio desa berlistrik di NTT sudah lebih tinggi mencapai 92,04 persen,” katanya kepada wartawan di Kupang, Senin.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan kondisi rasio elektrifikasi listrik terkini di Nusa Tenggara Timur untuk menggambarkan jumlah rumah tangga yang sudah menikmati listrik di provinsi setempat.
Kondisi rasio elektrifikasi ini meningkat secara bertahap dari sebelumnya pada Oktober 2019 tercatat sebesar 82,97 persen. Peningkatan ini seiring dengan bertambahnya upaya penyambungan listrik ke rumah-rumah warga, katanya.
Ignatius menjelaskan, kehadiran program penyambungan listrik secara gratis dari dana bantuan sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility) yang dihadirkan perusahaan plat merah ini.
“Kami mencatat sebanyak 12.503 rumah tangga di NTT telah menerima manfaat program CSR selama 2019 lalu,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, PLN juga menghadirkan Program OMOH (One Man One Hope) dengan mengumpulkan dana dari para pegawai di lingkungan PLN senilai minimal Rp750.000 per orang untuk membantu pemasangan baru listrik bagi masyarakat yang tidak mampu sejumlah 800 rumah tangga.
Selain PLN, bantuan penyambungan listrik gratis juga diberikan melalui subsidi dari pemerintah daerah seperti di Kabupaten Sikka sebanyak 1.725 rumah tangga dan Kabupaten Manggarai Barat 600 rumah tangga, katanya.
“Ada juga bantuan dari Kementerian ESDM sebanyak 657 rumah tangga dan tentu kami sangat mengapresiasi bantuan berbagai stakeholder seperti ini untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi di daerah ini,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT hingga mencapai 100 persen dengan terus menggenjot pembangunan jaringan listrik ke desa-desa serta penyambungan baru ke setiap rumah tangga.
Baca juga: IESR temukan akses listrik di perdesaan NTB-NTT belum memadai
Baca juga: PLN NTT kejar rasio elektrifikasi 90 persen akhir 2019
Baca juga: Tingkatkan elektrifikasi, Papua dan NTT jadi prioritas Program LTSHE
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: