Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 69 warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan anak buah kapal pesiar Diamond Princess yang tertambat di Yokohama, Jepang, berkaitan dengan virus corona, segera dipulangkan ke Tanah Air.
Pada Minggu siang waktu Tokyo, para WNI ABK yang telah dikarantina selama lebih dari dua pekan di kapal tersebut memulai proses pemulangan ke Indonesia.
Setelah makan siang yang dikirim oleh KBRI Tokyo, para WNI turun satu per satu dari kapal untuk diukur suhu tubuhnya.
Mereka yang suhunya lebih panas dari angka yang ditetapkan oleh Protokol Kesehatan Indonesia diminta untuk kembali ke kapal, demikian keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Minggu.
Baca juga: WNI kru Diamond Princes dijadwalkan tiba di Kertajati malam ini
Baca juga: Kemenkes: ABK Diamond Princess sudah jalani observasi 14 hari di kapal
Total 69 WNI ABK kapal Diamond Princess yang secara sukarela mengikuti proses pemulangan ini telah meninggalkan kapal menggunakan bus untuk segera masuk ke pesawat Garuda Indonesia yang telah menunggu untuk menerbangkan mereka kembali ke Tanah Air.
Pesawat sewa tersebut akan bertolak dari Bandara Haneda, Tokyo, pada Minggu pukul 18.00 waktu setempat dan diperkirakan tiba di Bandara Kertajati, Jawa Barat, sekitar pukul 23.30 WIB.
Selanjutnya, puluhan WNI itu akan dibawa ke pelabuhan PLTU Indramayu untuk menuju lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, melalui jalur laut.
Tim Gabungan yang terdiri dari TNI, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan KBRI Tokyo didukung sepenuhnya oleh Kementerian Luar Negeri Jepang serta petugas kesehatan Jepang membantu proses pemulangan ini.
Baca juga: Bandara Kertajati siapkan fasilitas bagi WNI ABK Diamond Princess
Baca juga: Kemenkes: Pesawat penjemput ABK Diamond Princess mendarat di Haneda
Sebanyak 69 WNI ABK Diamond Princess segera dipulangkan
1 Maret 2020 14:14 WIB
Proses pemulangan WNI anak buah kapal Diamond Princess dari pelabuhan Yokohama, Jepang, Minggu (1/3/2020). ANTARA/KBRI Tokyo/am.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: