Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mulai menggalakkan kampanye positif sawit kepada generasi milenial khususnya kalangan pelajar sekolah menengah atas melalui program bertajuk Palm Oil Edu Talk to School.

Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya mengatakan pelajar harus faham tentang sawit punya banyak manfaat dan tidak termakan isu negatif sawit.

"Sawit dianggap berbahaya bagi lingkungan, kekeringan, sawit berbahaya bagi orang utan dan sawit bahaya bagi kesehatan. Padahal enggak," kata Maulizal melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Investasi sawit Korindo terhambat kampanye negatif LSM

Oleh karena itu pelajar diharapkan tidak termakan isu negatif kalau sawit berbahaya bagi lingkungan, kesehatan, sebab pada kenyataannya sawit banyak manfaatnya.

Menurutnya, manfaat sawit bisa membantu perekonomian karena ekspor sawit menghasilkan devisa ke Indonesia yang cukup besar. Sekitar 35 juta ton sawit diekspor dan menghasilkan devisa 19 miliar dolar AS atau Rp320 triliun.

Selain itu, sawit dapat dijadikan substitusi energi terutama ke solar atau biodiesel yang kini diarahkan ke B30.

Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), sumbangan ekspor minyak sawit mencapai Rp260,167 triliun dan daerah yang punya perkebunan sawit, biasanya pertumbuhan ekonominya lebih menonjol ketimbang daerah lain.

Baca juga: Film "Human in Oil" beri perspektif humanis tentang sawit Indonesia

Sebelumnya pada Sabtu (29/2) digelar Palm Oil Edu Talk to School di MAN Insan Cendekia, Tangerang Selatan Banten yang diikuti lebih dari 300 siswa dari sejumlah sekolah menengah atas di wilayah tersebut.

BPDPKS menargetkan ke depan kegiatan sosialisasi sawit untuk kalangan pelajar tersebut akan dilakukan di seluruh wilayah Jabodetabek.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui program Palm Oil Edutalk to School memberikan penjelasan soal sawit kepada para pelajar di MAN Insan Cendekia Tangerang Selatan Banten, Sabtu (29/2/2020) (ANTARA/Subagyo)



Ketua bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Tofan Mahdi menyatakan perlunya upaya mengkampanyekan sawit melalui pendidikan di sekolah-sekolah.

"Seperti di Malaysia, sawit itu sudah menjadi kurikulum. Sudah waktunya, anak muda atau generasi milenial Indonesia diberikan pencerahan soal sawit. Jangan biarkan berita atau informasi hoaks menguasai mereka," ujarnya.

Baca juga: Kampanye sawit berkelanjutan Indonesia dilaksanakan di Belanda

Menurut dia, jika gerakan mengkampanyekan sawit di melalui lembaga pendidikan tersebut dilakukan secara konsisten maka akan semakin baik, karena semakin banyak anak muda Indonesia yang paham dan cinta dengan sawit.

Dalam kegiatan tersebut pihaknya menjelaskan banyak hal kepada para pelajar, terutama soal isu miring sawit. Para pelajar yang mengikuti acara bincang-bincang tersebut cukup antusias untuk mengetahui isu-isu seputar sawit di tanah air.

Terkait praktik pembukaan lahan sawit dengan membakar hutan, luasan lahan sawit mendominasi daratan Indonesia, hingga dampak kebun sawit terhadap suhu suatu daerah, Taufan menegaskan semuanya itu tidak benar.

Baca juga: Deputi Kemenko: kampanye negatif sawit tak boleh dibiarkan