Jakarta (ANTARA) - Bagi sebagian Anda penyuka film atau drama bergenre crime-thriller, mungkin tak asing dengan adegan pengujian deoxyribonucleaic acid atau DNA.

Dalam film, biasanya tes ini digunakan untuk mengidentifikasi korban tindak kriminal yang tidak memiliki identitas hingga meneliti tersangka melalui metode DNA Profiling.

Kini, tes serupa juga bisa dimanfaatkan untuk menelusuri jejak profil kesehatan seseorang, resiko kesehatan, serta perbaikan gaya hidup.

Product Marketing Manager PT Cordlife Persada--sebagai salah satu layanan tes DNA di Indonesia--Talitha A. Prameswari menuturkan prosedurnya sederhana, hanya membutuhkan air liur.

"Pakai air liur. Cukup meludah saja ditabung yang sudah disediakan. Hubungi Cordlife kembali, akan kami kirim ke lab kami di Jepang. Hasilnya keluar versi digital lewat email. Untuk waktunya sekitar satu bulan," ujar di kawasan Penjaringan, Jumat (28/2).

Berapa harganya?

Talitha mengatakan, harga yang ditawarkan beragam tergantung pada jenis tes yang dilakukan. Untuk tes genetik genetik menyeluruh misalnya, harga yang ditawarkan untuk satu kali pemeriksaan ini, Rp8 juta.

Melalui tes ini, bisa terdeteksi hingga lebih dari 360 panel penyakit melalui pemeriksaan dari lebih dari 1400 gen,

"(Produk) Genesis 2.0, kita bisa dapatkan panel skin, diet, sport. Total ada 360 panel penyakit yang dicek ada 1400 gen. Jadi bisa liat potensi penyakit, karakteristik tubuh, keterkaitan dengan gaya hidup misalnya kopi dan susu," kata Talitha.

Dia mengatakan, bagi yang merasa tertarik untuk mengetahui pola diet yang tepat sesuai kondisi tubuh, bisa memanfaatkan tes genetic diet.

Melalui tes ini, pengguna bisa mendapatkan mencari informasi kebutuhan akan nutrisi dan diet. Ada tiga gen yang dianalisis terkait dengan obesitas dan penambahan berat badan.

"Hasil ini akan mendukung program gaya hidup sehat yang dilakukan dalam keseharian dan menyesuaikan dengan tipikal metabolisme tubuh," kata dia.

Sementara bagi yang ingin memelihara kecantikan, bisa melakukan tes genetis yang melibatkan tiga gen terkait dengan proses penuaan kulit yaitu UV & proses oksidasi dari sel kulit.

Tes ini memberikan gambaran bagaimana kulit terpengaruh oleh sinar ultraviolet ataupun kemampuan untuk mengeliminasi oksigen aktif (antioksidan) dan memberikan informasi mengenai proteksi kulit optimum dan regimen kecantikan.

Selain itu, ada juga uji genetis untuk kebutuhan terkait olahraga dengan menganalisis satu gen yang terkait dengan perkembangan otot.

Tes ini, menurut Talitha memberikan gambaran tips dan saran terkait olahraga dan memprediksi tipe olahraga yang sesuai. Dengan mengetahui tipe genetik otot, maka seseorang dapat menentukan apakah dirinya lebih baik memilih olahraga yang berfokus pada kekuatan atau ketahanan.

Berbeda dari harga tes sebelumnya, harga untuk masing-masing tiga tes ini yakni Rp2,5 juta.

Dalam kesempatan itu, presenter Fanny Ghassani mengaku pernah mencoba pengujian DNA dan mendapati hasil dirinya mengalami intoleransi susu sapi.

"Aku ternyata intoleransi susu dan kopi. Selama ini aku pikir enggak bisa, enggak suka. Saat nyoba minum kopi, merasa deg-degan. Ternyata tubuh aku enggak bisa, ada semacam kecemasan. Selama ini aku nebak-nebak, mungkin asam lambung atau lainnya. DNA aku emang enggak biasa," kata dia.

Tindakan pencegahan

Dokter spesialis kedokteran olahraga dari klinik Medifit, Monica Surjanto menuturkan, saat potensi risiko seseorang mengalami suatu jenis penyakit diketahui, maka dia bisa mengupayakan tindakan preventif yang dibutuhkan.

"Melakukan perubahan gaya hidup seperti pola diet yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan dan meminimalisir potensi resiko penyakit yang mungkin timbul di kemudian hari," tutur dia.



Baca juga: Tes DNA bukan hanya untuk cari hubungan keluarga

Baca juga: Bedanya intolerasi dan alergi makanan

Baca juga: "Food diary" bisa bantu cegah anak kena masalah cerna