Jakarta (ANTARA) - Popularitas sepeda motor matik atau yang akrab disebut skutik (skuter matik) telah membuat pasar motor bebek terseok-seok.

Menurut data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), saat ini kendaraan yang terkenal dengan keiritannya itu hanya berhasil menyumbang enam persen dari penjualan nasional tahun 2019.

Baca juga: Honda tak akan hentikan produksi motor bebek

Baca juga: 10 sepeda motor terlaris paruh pertama 2018

Dengan kondisi itu, para agen pemegang merek (APM) sepertinya masih enggan dan bermain aman dengan tidak memperkenalkan produk baru model bebek pada 2020.

Kendati demikian, menurut Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Anton Widiantoro, permintaan motor bebek masih tetap ada dari masyarakat Indonesia.

"Kalau permintaan kendaraan jenis bebek itu masih tetap ada, terlebih di wilayah luar Pulau Jawa itu masih banyak demand-nya," ungkap Anton di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat.

Baca juga: Yamaha Vega hadir kembali, tampilannya lebih sporty

Baca juga: Yamaha MX King punya tiga varian warna baru

Yamaha Vega dengan striping baru (ANTARA News/HO)


Lebih lanjut, Anton mengatakan kalau berbicara demand itu Yamaha telah menciptakan demand yang positif. Menurut dia, Yamaha tidak memiliki kekhawatiran yang berlebih untuk tetap menjual kendaraan bebek di Nusantara.

"Motor berjenis bebek itu masih banyak dipakai dan diminati di area yang jalurnya kurang bagus seperti di kota. Instansi pemerintah di daerah juga masih banyak yang pakai untuk operasional mereka sehari-hari," tutur Anton.

Dalam hal ini, Yamaha akan terus berusaha menyuguhkan apa yang diminta oleh konsumen setianya. Dia juga meyakini usia model bebek di pasar otomotif Indonesia masih cukup panjang.

Baca juga: Aston Martin jajal pasar sepeda motor

Baca juga: "Custom motor" karya pemuda Bandung tembus pasar Internasional

Baca juga: AHM optimistis pasar hybrid berkembang di Indonesia