Kulon Progo dijadikan proyek percontohan strategis LSKS oleh BKKBN
28 Februari 2020 19:20 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memukul gong menandai dilaksanakannya proyek strategis Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Jumat (28/2/2020). (FOTO ANTARA/Sutarmi)
Kulon Progo, Yogyakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadikan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi proyek percontohan pengembangan model solusi strategis Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera (LSKS) melalui pembangunan keluarga berkarakter menuju keluarga berkualitas dan berkelanjutan.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan proyek pengembangan model solusi strategis LSKS cocok diterapkan di Kulon Progo karena daerah itu Progo sedang membangun ekosistem bandara, dan menjadi bagian aerometropolis Bandara Internasional Yogyakarta.
"Kulon Progo sedang mengembanglan ekosistem bandara. Kalau lingkungan bandara bersih, sehat, dan keluarga bahagia maka akan mempercepat pengembangan Kulon Progo," katanya.
Ia juga mengatakan lingkungan yang sehat juga dapat mencegah kasus tubuh pendek, karena lingkungan yang bersih berpengaruh hingga 70 persen pencegahan tubuh pendek.
Menurut dia BKKBN mempunyai peran untuk membangun keluarga sejahtera dan bahagia, akan tetapi dimulai dari lingkungan yang sehat untuk menuju keluarga sejahtera.
LSKS, katanya, adalah kegiatan pembangunan karakter mulai dari remaja sampai lansia, untuk menciptakan kesadaran kesehatan dan kebersihan lingkungan.
"LSKS fokus pada pelatihan di keluarga melalui kelompok remaja di desa dan kecamatan yang bertujuan untuk membina karakter yang merubah perilaku tidak bertanggung jawab atas sampah di lingkungan," kata Hasto Wardoyo.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan permasalahan lingkungan dan keluarga yang berkualitas memerlukan penanganan serius, ini belum dikembangkan di beberapa daerah. Sehingga Kulon Progo menjadi proyek percontohan pengembangan LSKS.
“Program ini diharapkan akan membawa manfaat positif bagi masyarakat Kulon Progo maupun negara kita, sehingga sangat mungkin dapat menjadi bahan pengalaman belajar yang berharga bagi daerah lain,” katanya.
Ia menambahkan tentu akan banyak kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan lingkungan sehat seperti pengolahan sampah, pemanfaatan lahan secara optimal, pemanfaatan hasil perkebunan maupun pariwisata.
Ia menyebut pentingnya membudayakan keberhasihan, ketertiban dan kerapian untuk membantu melancarkan program ini. Sementara saat ini terdapat dua desa di Kulon Progo yang menjadi final proyek percontohan yaitu Desa Bugel dan Glagah.
"Kalau proyek percontohan ini berhasil tentu akan menarik perhatian daerah lain, harapan kegiatan ini dapat di contoh ke daerah lain," demikian Sutedjo.
Baca juga: Kepala BKKBN sosialisasi kesehatan reproduksi bareng pengajian Cak Nun
Baca juga: Pemimpin Muslim Mindanao pelajari kesehatan reproduksi
Baca juga: BKKBN masukkan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan proyek pengembangan model solusi strategis LSKS cocok diterapkan di Kulon Progo karena daerah itu Progo sedang membangun ekosistem bandara, dan menjadi bagian aerometropolis Bandara Internasional Yogyakarta.
"Kulon Progo sedang mengembanglan ekosistem bandara. Kalau lingkungan bandara bersih, sehat, dan keluarga bahagia maka akan mempercepat pengembangan Kulon Progo," katanya.
Ia juga mengatakan lingkungan yang sehat juga dapat mencegah kasus tubuh pendek, karena lingkungan yang bersih berpengaruh hingga 70 persen pencegahan tubuh pendek.
Menurut dia BKKBN mempunyai peran untuk membangun keluarga sejahtera dan bahagia, akan tetapi dimulai dari lingkungan yang sehat untuk menuju keluarga sejahtera.
LSKS, katanya, adalah kegiatan pembangunan karakter mulai dari remaja sampai lansia, untuk menciptakan kesadaran kesehatan dan kebersihan lingkungan.
"LSKS fokus pada pelatihan di keluarga melalui kelompok remaja di desa dan kecamatan yang bertujuan untuk membina karakter yang merubah perilaku tidak bertanggung jawab atas sampah di lingkungan," kata Hasto Wardoyo.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan permasalahan lingkungan dan keluarga yang berkualitas memerlukan penanganan serius, ini belum dikembangkan di beberapa daerah. Sehingga Kulon Progo menjadi proyek percontohan pengembangan LSKS.
“Program ini diharapkan akan membawa manfaat positif bagi masyarakat Kulon Progo maupun negara kita, sehingga sangat mungkin dapat menjadi bahan pengalaman belajar yang berharga bagi daerah lain,” katanya.
Ia menambahkan tentu akan banyak kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan lingkungan sehat seperti pengolahan sampah, pemanfaatan lahan secara optimal, pemanfaatan hasil perkebunan maupun pariwisata.
Ia menyebut pentingnya membudayakan keberhasihan, ketertiban dan kerapian untuk membantu melancarkan program ini. Sementara saat ini terdapat dua desa di Kulon Progo yang menjadi final proyek percontohan yaitu Desa Bugel dan Glagah.
"Kalau proyek percontohan ini berhasil tentu akan menarik perhatian daerah lain, harapan kegiatan ini dapat di contoh ke daerah lain," demikian Sutedjo.
Baca juga: Kepala BKKBN sosialisasi kesehatan reproduksi bareng pengajian Cak Nun
Baca juga: Pemimpin Muslim Mindanao pelajari kesehatan reproduksi
Baca juga: BKKBN masukkan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah
Pewarta: Sutarmi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: