500 orang pecahkan rekor dunia buat logo K3 berbahan kemplang
28 Februari 2020 17:37 WIB
Sejumlah perajin memanggang kemplang dalam upaya pemecahan rekor dunia Museum Rekor Indonesia (MURI) logo K3 terbesar dari rangkaian kemplang panggang di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (28/2/2020). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj/20).
Palembang (ANTARA) - 500 orang memecahkan rekor dunia setelah membuat logo K3 menggunakan kuliner khas Palembang, kemplang bakar di Lapangan Aneka Pertamina Refenery III Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat.
Pemecahan rekor yang diinisiasi Pertamina RU III ini menggandeng para ibu-ibu dari Kampung Kreasi Plaju yang merupakan binaan perusahaan migas tersebut.
Manager Museum Rekor Indonesia Triyono mengatakan, Pertamina RU III tidak hanya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), namun logo K3 terbesar dengan rangkaian kemplang ini telah memecahkan rekor dunia karena bahan baku kemplang ini hanya ada di Palembang.
"Selain membudidayakan pekerja agar lebih mengutamakan keselamatan kerja, namun Pertamina RU III juga peduli dengan kuliner khas Sumsel. Ini pertama di dunia karena memang kemplang adalah ciri khas Indonesia. Karenanya sangat pantas mendapat rekor dunia," jelasnya.
General Manager Pertamina RU III Plaju Iman Syafirman Rangkaian mengatakan rangkaian kemplang sepanjang 50 meter ini dikerjakan oleh pelaku UMKM binaan Pertamina RU III Plaju.
“Kami memilih logo K3 ini karena berkaitan dengan adanya kegiatan bulan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja,” kata dia.
Menurutnya, ini bentuk sinergi perusahaan dengan program CSR karena juga mengandung aspek edukasi, pemberdayaan ekonomi dan sekaligus kesehatan.
Perusahaannya menilai nilai-nilai ekonomi kerakyatan ini harus terus digelorakan karena dapat menaikkan taraf hidup masyarakat.
Apalagi, produk kuliner kemplang ini merupakan produk asli Kota Palembang yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam menaikkan pendapatan masyarakat.
“UMKM binaan kami di Kampung Kreasi Plaju sejauh ini sudah berjualan secara online, ini menunjukkan bahwa ada upaya dari mereka untuk naik kelas,” ujar dia.
Baca juga: Dapat pasokan LNG dari Pertamina, PLN hemat Rp4 triliun per tahun
Baca juga: Kejar target 2020, Pertamina EP genjot produksi migas
Baca juga: Jadi andalan, produksi gas Donggi-Matindok ditargetkan 79,58 MMSCFD
Pemecahan rekor yang diinisiasi Pertamina RU III ini menggandeng para ibu-ibu dari Kampung Kreasi Plaju yang merupakan binaan perusahaan migas tersebut.
Manager Museum Rekor Indonesia Triyono mengatakan, Pertamina RU III tidak hanya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), namun logo K3 terbesar dengan rangkaian kemplang ini telah memecahkan rekor dunia karena bahan baku kemplang ini hanya ada di Palembang.
"Selain membudidayakan pekerja agar lebih mengutamakan keselamatan kerja, namun Pertamina RU III juga peduli dengan kuliner khas Sumsel. Ini pertama di dunia karena memang kemplang adalah ciri khas Indonesia. Karenanya sangat pantas mendapat rekor dunia," jelasnya.
General Manager Pertamina RU III Plaju Iman Syafirman Rangkaian mengatakan rangkaian kemplang sepanjang 50 meter ini dikerjakan oleh pelaku UMKM binaan Pertamina RU III Plaju.
“Kami memilih logo K3 ini karena berkaitan dengan adanya kegiatan bulan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja,” kata dia.
Menurutnya, ini bentuk sinergi perusahaan dengan program CSR karena juga mengandung aspek edukasi, pemberdayaan ekonomi dan sekaligus kesehatan.
Perusahaannya menilai nilai-nilai ekonomi kerakyatan ini harus terus digelorakan karena dapat menaikkan taraf hidup masyarakat.
Apalagi, produk kuliner kemplang ini merupakan produk asli Kota Palembang yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam menaikkan pendapatan masyarakat.
“UMKM binaan kami di Kampung Kreasi Plaju sejauh ini sudah berjualan secara online, ini menunjukkan bahwa ada upaya dari mereka untuk naik kelas,” ujar dia.
Baca juga: Dapat pasokan LNG dari Pertamina, PLN hemat Rp4 triliun per tahun
Baca juga: Kejar target 2020, Pertamina EP genjot produksi migas
Baca juga: Jadi andalan, produksi gas Donggi-Matindok ditargetkan 79,58 MMSCFD
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020
Tags: