Sydney (ANTARA) - Bursa saham Australia ditutup melemah tajam pada perdagangan Jumat, mencatat penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari satu dekade sejak 2008.

Pada penutupan pasar, indeks acuan S&P/ASX 200 jatuh 216,70 poin atau 3,25 persen menjadi 6.441,20 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang lebih luas turun 225,90 poin atau 3,35 persen pada 6.511,50 poin.

Kerugian pada Jumat mengambil penurunan total menjadi sekitar 10 persen sejak pasar lokal mencapai rekor tertinggi Kamis lalu (27/2/2020).

"Indeks volatilitas ASX 200, melonjak lebih dari 20 persen hari ini dan hampir dua kali lipat minggu ini," kata analis pasar Commsec, James Tao.

Baca juga: Bursa Australia anjlok ketika pasar saham global masuki krisis

"Indeks volatilitas mengukur sentimen investor, dengan kenaikan indeks mengindikasikan peningkatan ketidakpastian."

Saham-saham teknologi merosot paling tajam, turun lebih dari lima persen pada penutupan, mencerminkan indeks teknologi Nasdaq yang merosot 4,6 persen - diikuti oleh para penambang yang juga turun tajam dengan penurunan 4,67 persen.

Di sektor keuangan, bank-bank besar Australia jatuh dengan Commonwealth Bank turun 3,41 persen, ANZ turun 3,25 persen, National Australia Bank turun 2,78 persen dan Westpac Bank turun 2,59 persen.

Baca juga: Pasar saham Australia alami kerugian besar empat hari berturut-turut

Saham-saham pertambangan terperosok dengan Rio Tinto turun 3,55 persen, BHP turun 4,46 persen, penambang emas Newcrest turun 7,34 persen dan Fortescue Metals turun 5,76 persen.

Produsen minyak dan gas juga merosot dengan Oil Search turun 3,70 persen, Santos turun 2,28 persen dan Woodside Petroleum turun 3,53 persen.

Supermarket terbesar Australia tenggelam dengan Coles turun 3,07 persen dan Woolworths turun 3,46 persen.

Sementara itu raksasa telekomunikasi Telstra naik 0,73 persen, maskapai nasional Qantas kehilangan 1,95 persen dan perusahaan biomedis CSL meningkat 2,64 persen.