Jakarta (ANTARA) - Saham Tesla Inc turun sebanyak 14 persen pada hari Kamis (27/2) waktu setempat menyusul kekhawatiran dampak virus corona yang kian marak di China, tempat produksi mobil listrik Tesla.

Dilansir Reuters, Jumat, data dari LMC Automotive menunjukkan bahwa 3.563 kendaraan Tesla terdaftar di China pada Januari, naik dari 853 unit dari tahun sebelumnya, namun turun dari 6.613 kendaraan yang terdaftar pada Desember.

Pendaftaran Tesla berfluktuasi secara signifikan dari bulan ke bulan. Pembuat mobil biasanya mengirimkan lebih banyak kendaraan di perempat tahun terakhir. Pada Oktober 2019, Tesla hanya mendaftarkan 763 kendaraan.

Hingga kini, Tesla masih belum menanggapi kabar ini.

Aksi jual di saham Tesla menyoroti kekhawatiran yang berkembang tentang kesehatan pasar mobil China karena pemerintah dan perusahaan bersaing dengan gangguan wabah virus corona.

Asosiasi Produsen Otomotif China sebelumnya mengatakan, penjualan kendaraan secara keseluruhan turun hampir seperlima pada Januari, dirugikan oleh liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai lebih awal dari tahun lalu dan gangguan virus corona.

Tesla sebelumnya pada awal bulan ini mengatakan bahwa pihaknya akan menunda pengiriman mobil Model 3 di China menyusul kekhawatiran tersebut.

Sementara virus itu berasal dari provinsi Wuhan, China akhir tahun lalu. Pemerintah daerah mulai memberlakukan pembatasan perjalanan dan memperingatkan warga untuk menghindari ruang publik dalam dua minggu terakhir bulan Januari.



Baca juga: Produksi audio mobil Fujitsu terancam berhenti karena corona

Baca juga: Corona sebabkan penjualan otomotif China anjlok

Baca juga: Geely jualan mobil online gara-gara corona