Sydney (ANTARA) - Bursa saham Australia dibuka melemah tajam pada perdagangan Jumat pagi, dengan saham di seluruh dunia anjlok sebagai tanggapan atas meningkatnya kekhawatiran seputar penyebaran COVID-19.

Pada pukul 10.30 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 203,40 poin atau 3,06 persen menjadi 6.454,50 poin, sedangkan Indeks All Ordinaries yang lebih luas turun 213,90 poin atau 3,17 persen pada 6.523,50 poin.

"Dow Jones Industrial Average turun pada poin terbanyak dalam sejarah semalam," kata Kepala Strategi Pasar CMC Markets, Michael McCarthy kepada investor dalam catatan pagi.

Baca juga: Wall Street anjlok dalam 6 hari beruntun, Virus Corona menyebar cepat

"Penurunan 4,5 persen dalam indeks utama AS mengikuti penurunan 3,5 persen untuk pasar saham Eropa."

"Dampak ekonomi dari virus COVID-19 terus mendominasi pemikiran pasar, dan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan global mendorong aksi pasar. Minyak mentah dan logam industri turun sementara obligasi AS dan Australia mencapai rekor tertinggi."

Baca juga: Harga minyak jatuh dalam 5 hari beruntun, dipicu wabah Virus Corona

Di sektor keuangan, bank-bank besar Australia jatuh dengan Commonwealth Bank turun 3,22 persen, Westpac Bank turun 2,84 persen, National Australia Bank turun 3,55 persen dan ANZ turun 3,02 persen.

Saham-saham pertambangan menukik dengan BHP turun 4,06 persen, Rio Tinto turun 3,21 persen, Fortescue Metals turun 5,20 persen dan penambang emas Newcrest turun 4,27 persen.

Baca juga: Harga emas turun 0, 6 dolar, pangkas keuntungan awal

Produsen-produsen minyak dan gas merosot dengan Woodside Petroleum turun 3,91 persen, Santos turun 4,99 persen dan Oil Search turun 3,35 persen.

Jaringan supermarket terbesar Australia juga mundur kembali dengan Coles Group turun 2,93 persen dan Woolworths turun 3,18 persen.

Sementara raksasa telekomunikasi Telstra merosot 2,76 persen, maskapai nasional Qantas turun 2,13 persen dan perusahaan biomedis CSL melemah 1,79 persen.

Baca juga: Harga emas turun 0, 6 dolar, pangkas keuntungan awal

Baca juga: Dolar jatuh, euro catat kenaikan terbesar sejak Mei 2018