Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Iran menghormati keputusan Pemerintah Arab Saudi yang menolak sementara pengajuan visa umrah dan visa turis dari sejumlah negara terdampak jenis baru virus corona atau COVID-19.

"Itu adalah kebijakan internal Arab Saudi melaksanakan hal demikian. Tentu kota-kota suci (seperti Mekkah dan Madinah di Arab Saudi) perlu dilindungi, perlu pengawasan menyeluruh agar tidak terkena virus," kata Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad saat ditemui dalam kapal perang Kharg-431 di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Iran deteksi 10 kasus baru virus corona, satu kematian
Baca juga: Iraqi Airways hentikan penerbangan dengan Iran karena virus corona


Di tengah ancaman penyebaran virus corona, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan pihaknya sementara tidak akan mengeluarkan visa umrah baru bagi warga asing.

Tidak hanya itu, otoritas Arab Saudi juga akan sementara menolak visa turis dari beberapa negara, di antaranya Iran, China, Italia, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Irak, Filipina, Singapura, India, Lebanon, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Somalia, dan Vietnam.

Walaupun demikian, Dubes Azad mengusulkan perlindungan terhadap kota-kota suci di Arab Saudi dilakukan secara kolektif.

"Kerja sama kolektif antarnegara dapat dimanfaatkan untuk melawan penyebaran virus corona. Buat kami, (masalah) ini harus ditangani secara kolektif atau bersama-sama," ujar Azad menegaskan.

Jenis baru virus corona atau COVID-19 pertama mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China sekitar akhir tahun lalu. Saat ini, COVID-19 telah menyebar di lebih 30 negara dunia di luar China.

Untuk Iran sendiri, per Rabu (26/2/2020), 19 pasien dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19, sementara 139 orang dikonfirmasi positif terjangkit virus.

Baca juga: Iran bentuk satuan khusus kendalikan COVID-19
Baca juga: Wakil menteri kesehatan Iran tertular virus corona