Chicago (ANTARA) - Emas berjangka yang diperdagangkan di COMEX New York Mercantile Exchange memperpanjang penurunan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah dolar AS yang kuat dan kenaikan bertahap di pasar saham New York.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April turun 6,90 dolar AS atau 0,42 persen, menjadi menetap di 1.643,10 dolar AS per ounce.

Saham-saham AS diperdagangkan lebih tinggi pada Rabu pagi (26/2) rebound dari aksi jual tajam dalam dua sesi sebelumnya karena kekhawatiran tentang wabah virus corona.

Baca juga: Harga emas jatuh 26,6 dolar dari tingkat tertinggi 7 tahun

Sebelum penyelesaian perdagangan emas, semua indeks acuan saham, termasuk Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Indeks Komposit Nasdaq naik ke wilayah positif. Ketika ekuitas rebound, logam mulia biasanya turun, karena investor tidak perlu mencari tempat yang aman.

Indeks dolar AS memberikan tekanan tambahan bagi emas. Ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya naik di atas 99 lagi pada Rabu (26/2/2020).

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar naik, emas berjangka yang dihargakan dalam dolar akan menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Analis pasar mengatakan bahwa aksi ambil untung juga menekan emas, yang telah reli ke tertinggi tujuh tahun di tengah meningkatnya sentimen risk-off (penghindaran risiko).

Baca juga: Harga emas Antam masih Rp809.000/gram

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 35,4 sen atau 1,94 persen, menjadi ditutup pada 17,914 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 17,50 dolar atau 1,88 persen, menjadi menetap di 914,80 dolar AS per ounce.