Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur mengungkap kasus kericuhan yang berujung pada pengerusakan sejumlah barang di Aeon Mall, Cakung, Selasa (25/2), dipicu persoalan banjir.

"Warga dari beberapa RW datang ke Perumahan Jakarta Garden City (JGC) yang kantor pemasarannya berada di Aeon Mall. Mereka mengadukan terkait pengelolaan air yang ditampung di danau JGC," kata Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Arie Ardian dalam gelar perkara di Mapolrestro Jaktim, Rabu.

Danau tersebut berada di dua lokasi, masing-masing seluas 15,4 hektare dengan kedalaman tujuh meter berkapasitas tampung 1 juta meter kubik dan danau di belakang perumahan seluas hampir tiga hektare sedalam enam meter dengan kapasitas tampung 200 meter kubik.

Saat terjadi hujan berintensitas lebat pada Selasa dini hari, kata Arie, terjadi luapan air dari danau yang menggenangi permukiman penduduk di empat RW Kelurahan Rorotan dan Kelurahan Cakung Timur.

"Dari beberapa RW datang ke JGC sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka mengadukan soal pengelolaan air danau, sebab meluap ke rumah mereka," katanya.

Baca juga: Enam dari delapan tersangka kericuhan Aeon berstatus di bawah umur

Baca juga: 15 dari 23 demonstran kericuhan Aeon dipulangkan

Baca juga: Polisi amankan 24 orang terkait kericuhan di Mall AEON


Namun saat terjadi audiensi dengan pengelola JGC, kata Arie, sebanyak 60 hingga 70 orang datang ke Aeon Mall melakukan pengerusakan.

"Bahkan ada beberapa pecahan kaca dan batu untuk melempar, sehingga polisi berikan tindakan tegas," katanya.

Satu orang petugas keamanan Aeon Mall berinisial ET dilaporkan mengalami luka pukulan.

"Di antara tersangka ada yang memukul dan menendang," katanya.

Sekitar 300 personel kepolisian dari Satuan Brimob dan Sabhara langsung mengamankan tempat kejadian perkara.

Dalam peristiwa tersebut sebanyak 23 demonstran ditangkap polisi, sebanyak delapan di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.