Pelajar SMK 4 Pontianak mampu produksi sabun cair
26 Februari 2020 08:11 WIB
Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Pontianak Syahri didampingi Kepala Jurusan Tehnik Kimia Analisis dan Laboratorium SMK Negeri 4 Pontianak, Didin Jaenudin menunjukan hasil produk kreatif siswa-siswi berupa sabun cair pembersih. (ANTARA/HO/Slamet Ardiansyah)
Pontianak (ANTARA) - Pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, kelas XI dan XII jurusan Teknik Kimia Analisis Laboratorium mampu menghasilkan produk kreatif berupa berbagai macam sabun cair.
"Dengan program pelajaran PKK dan bimbingan para guru PKK, para siswa kami lebih bersemangat dan mampu menghasilkan produk kreatif yang bisa memberikan penghasilan dan layak digunakan oleh ibu-ibu untuk membersihkan lantai, kaca dan sabun cuci," kata Kepala Jurusan Teknik Kimia Analisis dan Laboratorium SMK Negeri 4 Pontianak, Didin Jaenudin di Pontianak, Rabu
Produksi sabun cair yang tidak kalah nilainya dari sabun-sabun yang dijual di pasaran itu merupakan hasil murni kegiatan pelajaran Produk Kreatif Kewirausahaan (PKK) para siswa.
Baca juga: Siswa SMKN Sumsel ciptakan motor ambulans
Didin menjelaskan, memang pada awalnya kegiatan itu dipersiapkan untuk mengikuti ekspo produk kreatif siswa SMK dan dalam rangka mendukung program Sekolah Sehat.
"Saya yakin para siswa-siswi SMK ini bisa menghasilkan produk kreatif yang layak digunakan dan memiliki nilai jual yang baik, namun ini haruslah didukung baik itu berupa fasilitas, dana, kemasan dan penjualannya. Dan, walaupun masih sangat sederhana dan terbatas sekolah ini menyediakan kecuali pengemasan dan pemasaran," kata Didin.
Menurutnya, produk kreatif rumahan yang dihasilkan diyakini akan terus berkembang semakin baik sesuai permintaan pasar. Dan saat ini produk sabun cair ini memang belum dipasarkan ke khalayak umum dan masih dijual di lingkungan sekolah saja.
"Dengan perbaikan-perbaikan dari sisi kualitas dan kemasan, saya yakin produk ini bisa dipasarkan di khalayak umum dan harganya pun sangat terjangkau. Apalagi produk sabun cair ini pembuatannya lebih pada menggunakan bahan-bahan alami seperti jeruk nipis dan daun pandan," katanya.
Sebagai kepala jurusan, Didin menegaskan dirinya hingga saat ini belum menganjurkan produk pembersih sabun cair itu dipasarkan ke khalayak ramai. "Kami pastinya mengarah kesana, namun hal itu akan kita lakukan bila kemasannya dapat dibuat lebih menarik lagi dan ada hak paten produk ini, barulah dipasarkan ke umum," katanya.
Baca juga: Ciptakan SDM siap kerja, SMK di Kalbar mesti dilengkapi lab praktik
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Pontianak Syahri mengatakan apa yang telah berhasil siswa-siswi lakukan itu perlu dukungan semua pihak. Sebenarnya di SMK Negeri 4 Pontianak ini pada pelaksanaan PKK itu ada di semua jurusan yakni 14 program keahlian, dan semuanya bisa menghasilkan produk-produk kreatif yang dihasilkan oleh para siswa SMK 4 Pontianak.
"Seperti produk sabun cair pembersih ini, saya berharap bisa dipakai oleh kalangan masyarakat luas. Dan terhadap siswa sendiri apa yang mereka dapatkan dari pelajaran pembuatan produk-produk ini dapat dijadikan modal saat mereka tamat sekolah nanti," kata Syahri.
Ia mengakui, dalam pengembangan produk sabun cair pembersih itu berbagai kendala masih mereka hadapi, diantaranya kemasan sabun cair tersebut.
"Kami belum bisa membuat kemasan sendiri sehingga pesan di luar, dan untuk produknya juga belum ada hak cipta, sehingga perlu dukungan semua pihak khususnya dari pemerintah," katanya.
"Dengan program pelajaran PKK dan bimbingan para guru PKK, para siswa kami lebih bersemangat dan mampu menghasilkan produk kreatif yang bisa memberikan penghasilan dan layak digunakan oleh ibu-ibu untuk membersihkan lantai, kaca dan sabun cuci," kata Kepala Jurusan Teknik Kimia Analisis dan Laboratorium SMK Negeri 4 Pontianak, Didin Jaenudin di Pontianak, Rabu
Produksi sabun cair yang tidak kalah nilainya dari sabun-sabun yang dijual di pasaran itu merupakan hasil murni kegiatan pelajaran Produk Kreatif Kewirausahaan (PKK) para siswa.
Baca juga: Siswa SMKN Sumsel ciptakan motor ambulans
Didin menjelaskan, memang pada awalnya kegiatan itu dipersiapkan untuk mengikuti ekspo produk kreatif siswa SMK dan dalam rangka mendukung program Sekolah Sehat.
"Saya yakin para siswa-siswi SMK ini bisa menghasilkan produk kreatif yang layak digunakan dan memiliki nilai jual yang baik, namun ini haruslah didukung baik itu berupa fasilitas, dana, kemasan dan penjualannya. Dan, walaupun masih sangat sederhana dan terbatas sekolah ini menyediakan kecuali pengemasan dan pemasaran," kata Didin.
Menurutnya, produk kreatif rumahan yang dihasilkan diyakini akan terus berkembang semakin baik sesuai permintaan pasar. Dan saat ini produk sabun cair ini memang belum dipasarkan ke khalayak umum dan masih dijual di lingkungan sekolah saja.
"Dengan perbaikan-perbaikan dari sisi kualitas dan kemasan, saya yakin produk ini bisa dipasarkan di khalayak umum dan harganya pun sangat terjangkau. Apalagi produk sabun cair ini pembuatannya lebih pada menggunakan bahan-bahan alami seperti jeruk nipis dan daun pandan," katanya.
Sebagai kepala jurusan, Didin menegaskan dirinya hingga saat ini belum menganjurkan produk pembersih sabun cair itu dipasarkan ke khalayak ramai. "Kami pastinya mengarah kesana, namun hal itu akan kita lakukan bila kemasannya dapat dibuat lebih menarik lagi dan ada hak paten produk ini, barulah dipasarkan ke umum," katanya.
Baca juga: Ciptakan SDM siap kerja, SMK di Kalbar mesti dilengkapi lab praktik
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Pontianak Syahri mengatakan apa yang telah berhasil siswa-siswi lakukan itu perlu dukungan semua pihak. Sebenarnya di SMK Negeri 4 Pontianak ini pada pelaksanaan PKK itu ada di semua jurusan yakni 14 program keahlian, dan semuanya bisa menghasilkan produk-produk kreatif yang dihasilkan oleh para siswa SMK 4 Pontianak.
"Seperti produk sabun cair pembersih ini, saya berharap bisa dipakai oleh kalangan masyarakat luas. Dan terhadap siswa sendiri apa yang mereka dapatkan dari pelajaran pembuatan produk-produk ini dapat dijadikan modal saat mereka tamat sekolah nanti," kata Syahri.
Ia mengakui, dalam pengembangan produk sabun cair pembersih itu berbagai kendala masih mereka hadapi, diantaranya kemasan sabun cair tersebut.
"Kami belum bisa membuat kemasan sendiri sehingga pesan di luar, dan untuk produknya juga belum ada hak cipta, sehingga perlu dukungan semua pihak khususnya dari pemerintah," katanya.
Pewarta: Andilala
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: