Tanjung Selor (ANTARA) - Sejumlah investor dari Australia mengaku menghadapi kendala untuk berinvestasi di Indonesia karena birokrasi yang rumit dan panjang.
"Itu bukan kata saya, tapi yang kami dengar dari para investor," kata Peter Simojoki, Sekretaris Dua Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Australia kepada ANTARA di Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa.
Faktanya, kata dia, selama 10 tahun terakhir investor Australia hanya transit saja di Indonesia, sementara investasi mereka ditujukan ke Singapura, Hong Kong, China, Jepang, dan Korea.
Baca juga: Gubernur Kaltara paparkan potensi ekonomi kepada investor Australia
Sebenarnya, upaya serius sudah dilakukan baik Indonesia maupun Australia.
"Karena langkah politik sudah kuat, ada yang bilang hubungan Indonesia dan Australia pasang surut, dulu mungkin benar, tapi sekarang sudah tahap hubungan lebih dewasa," katanya.
Hubungan politik bilateral sudah memiliki daya tahan sehingga jika ada masalah-masalah, cepat teratasi karena tingkat kepercayaan sekarang lebih tinggi ketimbang dulu.
"Tapi hubungan ekonomi belum memadai, padahal letak geografis sangat dekat. Dan setahu saya Australia dan Indonesia memiliki garis perbatasan terpanjang di dunia," ujarnya.
Pemerintah Australia dan Indonesia telah berusaha menciptakan hubungan ekosistem agar hubungan ekonomi lebih berkembang.
"Kami tidak bisa menyuruh pengusaha atau pedagang masuk ke Indonesia. Yang bisa dilakukan pemerintah Australia dan Indonesia adalah menciptakan iklim yang baik sehingga investor merasa aman dan nyaman berusaha di sini," ujarnya.
Baca juga: Kemitraan Ekonomi Indonesia-Australia dan resep keterbukaan ekonomi
Itu salah satu tujuan kemitraan atau kesepakatan komprehensif perdagangan bebas bilateral dinamakan "Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement ( IA-CEPA)" yang ditandatangani Maret 2019.
Kesepakatan ini diharapkan investor Australia tertarik berinvestasi di Indonesia.
Australia serius membuka misi diplomatik dan perdagangan di Indonesia.
Buktinya, kata dia, Australia membuka misi diplomatik dan perdagangan di Indonesia di luar Jakarta dan Bali, yakni Makassar, Surabaya dan sudah lama di Bandung.
Selain membuka cabang, pihaknya proaktif dalam mendatangi provinsi-provinsi, termasuk Kaltara untuk memperkuat hubungan dagang serta membantu investor Australia dalam mendapat peluang.
Baca juga: Bahlil mulai khawatirkan dampak wabah Corona terhadap investasi
"Nanti siang saya ke Tanjung Selor untuk bertemu Gubernur Kaltara dan Bupati Bulungan terkait hubungan dagang dan mencari peluang investasi," ujarnya.
Harapannya masalah yang dikeluhkan investor Australia itu segera dibenahi.
Investor Australia keluhkan birokrasi rumit Indonesia
25 Februari 2020 08:26 WIB
Peter Simojoki, Sekretaris Dua, Bidang Ekonomi, Kedutaan Besar Australia. ANTARA/Iskandar Zulkarnaen/am.
Pewarta: Iskandar Zulkarnaen
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: