Polisi observasi kejiwaan pelaku perundungan di Kebayoran Lama
24 Februari 2020 21:50 WIB
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Budi Sartono memberikan keterangan awak media terkait kasus viral bully bernama SARA di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (24/2/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Jakarta (ANTARA) - Polres Metro Jakarta Selatan akan mengobservasi kejiwaan pelaku perundungan di Kebayoran Lama, RK (34), menyusul penangkapan terhadapnya pada Senin siang.
"Ini sudah kita BAP (berita acara pemeriksaan), setelah ini kita akan bawa untuk rehabilitasi kejiwaan untuk mengecek apakah ada kelainan atau tidak," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Polisi Budi Sartono di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin malam.
Polisi telah menangkap RK di rumahnya, Jalan Bendi Raya, Kebayoran Lama pada Senin siang pukul 13.28 WIB.
Perbuatan RK tersebut termasuk dalam tindak pidana penyebaran informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan antar individu atau kelompok tertentu berdasarkan suku, agama dan ras (SARA).
Polisi masih mendalami motif pelaku melakukan perundungan terhadap korban, sementara keterangan pelaku masih simpang siur.
Baca juga: Pria pelaku perundungan di Kebayoran Lama ditangkap polisi
"Ya ini masih kita dalami, yang pasti dari pelaku keterangannya masih simpang siur dan bahasanya masih ada ketidaksesuaian," kata Budi.
Menurut Budi, saat diperiksa pelaku kerap ketawa-ketawa sendiri, menceritakan sejarah keluarganya dan mengaku namanya sebagai "Transformer".
"Seperti ada diduga (gila), untuk narkotik sudah kita tes tidak ada, tapi kejiwaan kita tes juga nanti hasilnya kita berikan," kata Budi.
Kasus ini bermula dari viralnya sebuah video berdurasi satu menit, yang diunggah oleh akun Twitter @black_valley1.
Peristiwa itu terjadi Minggu (23/2) sore sekitar pukul 15.00 WIB di Jalan Bendi Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan depan tempat pencucian kendaraan.
Baca juga: Polisi segera selesaikan pemberkasan kasus perundungan anak
Dalam video yang berdurasi sekitar satu menit itu tampak pria berbaju merah sedang memarahi pria berbaju warna hitam dengan kata-kata rasis.
Akun tersebut turut menulis keterangan video pria berbaju hitam merupakan kaum berkebutuhan khusus atau disabilitas.
Sedangkan, pria berbaju hitam terus menghindari dan tidak melakukan perlawanan apa pun.
Hanya gerakan tubuh dari pria berbaju hitam seakan-akan mencoba menghentikan pertikaian tersebut.
Namun, pria berbaju merah itu justru terus menghakimi pria berbaju hitam tersebut dengan bentakan yang lebih keras dengan kata-kata makian yang sudah tidak jelas arahnya.
Baca juga: Psikolog: Pelaku perundungan perlu didampingi agar pahami kesalahan
Kejadian tersebut berhenti setelah seorang pengemudi ojek daring mencoba melerai keduanya.
Antara pelaku dan korban tidak saling kenal, korban bertemu pelaku saat hendak berjalan dari rumahnya menuju tempat pencucian mobil.
Atas perbuatannya RK bisa dijerat Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Lalu Pasal 16 Jo Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis atau Pasal 157 dengan ancaman enam tahun penjara.
"Ini sudah kita BAP (berita acara pemeriksaan), setelah ini kita akan bawa untuk rehabilitasi kejiwaan untuk mengecek apakah ada kelainan atau tidak," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Polisi Budi Sartono di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin malam.
Polisi telah menangkap RK di rumahnya, Jalan Bendi Raya, Kebayoran Lama pada Senin siang pukul 13.28 WIB.
Perbuatan RK tersebut termasuk dalam tindak pidana penyebaran informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan antar individu atau kelompok tertentu berdasarkan suku, agama dan ras (SARA).
Polisi masih mendalami motif pelaku melakukan perundungan terhadap korban, sementara keterangan pelaku masih simpang siur.
Baca juga: Pria pelaku perundungan di Kebayoran Lama ditangkap polisi
"Ya ini masih kita dalami, yang pasti dari pelaku keterangannya masih simpang siur dan bahasanya masih ada ketidaksesuaian," kata Budi.
Menurut Budi, saat diperiksa pelaku kerap ketawa-ketawa sendiri, menceritakan sejarah keluarganya dan mengaku namanya sebagai "Transformer".
"Seperti ada diduga (gila), untuk narkotik sudah kita tes tidak ada, tapi kejiwaan kita tes juga nanti hasilnya kita berikan," kata Budi.
Kasus ini bermula dari viralnya sebuah video berdurasi satu menit, yang diunggah oleh akun Twitter @black_valley1.
Peristiwa itu terjadi Minggu (23/2) sore sekitar pukul 15.00 WIB di Jalan Bendi Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan depan tempat pencucian kendaraan.
Baca juga: Polisi segera selesaikan pemberkasan kasus perundungan anak
Dalam video yang berdurasi sekitar satu menit itu tampak pria berbaju merah sedang memarahi pria berbaju warna hitam dengan kata-kata rasis.
Akun tersebut turut menulis keterangan video pria berbaju hitam merupakan kaum berkebutuhan khusus atau disabilitas.
Sedangkan, pria berbaju hitam terus menghindari dan tidak melakukan perlawanan apa pun.
Hanya gerakan tubuh dari pria berbaju hitam seakan-akan mencoba menghentikan pertikaian tersebut.
Namun, pria berbaju merah itu justru terus menghakimi pria berbaju hitam tersebut dengan bentakan yang lebih keras dengan kata-kata makian yang sudah tidak jelas arahnya.
Baca juga: Psikolog: Pelaku perundungan perlu didampingi agar pahami kesalahan
Kejadian tersebut berhenti setelah seorang pengemudi ojek daring mencoba melerai keduanya.
Antara pelaku dan korban tidak saling kenal, korban bertemu pelaku saat hendak berjalan dari rumahnya menuju tempat pencucian mobil.
Atas perbuatannya RK bisa dijerat Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Lalu Pasal 16 Jo Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis atau Pasal 157 dengan ancaman enam tahun penjara.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: