Brussels (ANTARA) - Komisi Eropa pada Senin mengatakan bahwa Uni Eropa (EU) belum merencanakan pembatasan perjalanan ke wilayah Schengen setelah adanya wabah virus corona di Italia, namun sedang mempersiapkan rencana darurat.
Empat orang meninggal di Italia utara akibat COVID-19 dan sekitar 150 kasus telah dilaporkan sejak Jumat, menjadikan Italia negara paling terdampak virus corona di luar Asia.
"Berbagai skenario, seperti penangguhan Schengen terkoordinasi, kami tidak membahasnya saat ini, namun kami sedang mengupayakan berbagai rencana darurat," kata komisaris pengelolaan krisis Uni Eropa, Janez Lenarcic, saat konferensi pers di Brussels.
Minggu malam Austria menunda layanan kereta api di pegunungan Alpen ke Italia selama empat jam sebelum kembali beroperasi setelah dua pelancong terbukti negatif virus corona.
Pembatasan perjalanan di wilayah Schengen harus proporsional dan dikoordinasikan antar negara Uni Eropa, kata komisaris kesehatan EU, Stella Kyriakides. Pembatasan tersebut juga harus berdasarkan bukti ilmiah, katanya.
"Untuk saat ini, WHO belum menyarankan pemberlakuan pembatasan baik dalam sektor perjalanan maupun perdagangan," kata Kyriakides kepada awak media pada Senin, menambahkan bahwa misi Organisasi Kesehatan Dunia akan bertolak ke Italia pada Selasa guna menilai situasi saat ini.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa siap dukung penanganan COVID-19 di ASEAN
Baca juga: Turis China di Prancis meninggal, kematian pertama di Eropa
EU belum rencanakan pembatasan perjalanan Schengen terkait corona
24 Februari 2020 19:33 WIB
Bendera Uni Eropa berkibar di depan kantor pusatnya di Brussels, Belgia, (9/12/2019). ANTARA/REUTERS/Yves Herman/aa.
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: