Pamekasan (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur mengevaluasi teknik penyelenggaraan dan pengawasan pesta demokrasi itu dari kurun waktu 1999 hingga 2019 guna meningkatkan efektivitas dan kualitas pemilu yang lebih baik.

Menurut Komisioner Bawaslu Pamekasan Khotim Ubaidillah di Pamekasan Sabtu, evaluasi pengawasan secara menyeluruh itu penting dilakukan agar kualitas pemilu ke depan akan semakin baik.

"Kalau tidak ada evaluasi, kita tidak akan mengetahui apa yang menjadi kekurangan kita," katanya kepada ANTARA di Pamekasan, Sabtu malam.

"Ubed" sapaan karib Khotim Ubaidillah ini lebih lanjut menjelaskan, bentuk evaluasi yang telah dilakukan Bawaslu adalah menerbitkan buku dari hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh lembaga ini.

Bawaslu, kata dia, telah menerbitkan buku berjudul "Sejarah Pengawasan Pemilu di Jawa Timur (1999-2019)" dan buku ini merupakan hasil pengawasan dan temuan petugas pemantau pemilu di lapangan.

Buku yang ditulis oleh Bawaslu Jatim dan komisioner Bawaslu lainnya di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ini sebagai bentuk komitmen mereka dalam mempertanggung jawabkan tugas-tugas pengawasan di lapangan kepada publik.

"Ubed" yang juga merupakan salah satu penulis di buku "Bunga Rampai" dengan jumlah 200 halaman lebih ini menjelaskan, bahwa pertanggung jawaban pengawasan tidak hanya pada institusi yang lebih tinggi saja, akan tetapi juga kepada publik.

Maka menerbitkan laporan hasil pengawasan yang bisa dibaca publik seperti dalam bentuk buku, menurutnya merupakan cara ideal dalam memberikan pendidikan politik.

"Sebab, dengan cara seperti itu, kami bisa mendapatkan masukan dari masyarakat dan bisa menyempurnakan apabila ada kekurangan dalam menjalankan tugas-tugas di lapangan," katanya, menjelaskan.

Dalam waktu dekat, buku "Bunga Rampai" yang membahas tentang hasil pengawasan dan dugaan pelanggaran pemilu di Jawa Timur akan dibedah dengan melibatkan banyak kelompok masyarakat.

Menurut Ubed, bedah buku tentang hasil pengawasan pemilu mulai tahun 1999 hingga 2019 itu bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan dilanjutkan ke berbagai kampus yang ada di Kabupaten Pamekasan.

"Dan dari bedah buku ini, kami tentunya ingin mendapatkan masukan untuk kebaikan dan peningkatan kualitas pemilu di masa-masa yang akan datang," katanya, menjelaskan.

Baca juga: PDIP masih perlu pemetaan sebelum rekomendasi bacawali Surabaya

Baca juga: KPU Jatim: 14 daerah berpotensi diikuti pasangan calon perseorangan

Baca juga: PDIP Jatim "tancap gas" usai pusat umumkan tiga pasangan di Pilkada