Limbah minyak berkurang, turis asing aktif snorkeling lagi di Bintan
22 Februari 2020 12:53 WIB
Petugas mengambil contoh limbah minyak yang menggenangi perairan Belakangpadang kota Batam Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. ANTARA/Dok Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam/am.
Bintan (ANTARA) (ANTARA) - Turis asing sudah aktif kembali melakukan aktivitas snorkeling atau menyelam di perairan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
Sekitar tiga hari ke belakang, tak ada turis luar negeri yang berminat snorkeling di wilayah tersebut, akibat tercemar limbah minyak hitam dari perairan internasional, khususnya di sepanjang bibir Pantai Trikora hingga Desa Pengudang.
"Alhamdulillah, hari ini ada enam turis asing dari negara Prancis, Jerman, dan Jepang yang snorkeling di sini," kata Karno, Owner Bintan Nemo, Jumat.
Bintan Nemo merupakan sebuah wisata bahari dengan konsep wisata kelong alias rumah panggung di tengah laut. Persisnya berlokasi di Pantai Trikora Dua.
Bintan Nemo dapat dikatakan sebagai salah satu lokasi snorkeling favorit di Bintan bagi turis luar negeri maupun turis domestik.
Sejak, Selasa (18/2) kemarin, tempat tersebut tidak beroperasi melayani kegiatan snorkeling karena ikut terdampak serbuan minyak hitam.
"Hari ini minyak hitam di laut sudah mulai berkurang, tapi pada bagian kayu-kayu kelong masih ada yang menempel. Tapi tamunya tidak masalah, semuanya tetap ingin snorkeling, padahal saya sudah jelaskan dari awal," ungkap Karno.
Menurut Karno, dalam sehari Bintan Nemo dikunjungi minimal lima tamu buat snorkeling, dan rata-rata berasal dari luar negeri.
Harga snorkeling buat tamu luar negeri Rp300 ribu per orang. Sedangkan tamu dalam negeri Rp200 ribu per orang.
"Itu sudah sepaket dengan sewa boat juga perlengkapan snorkeling, dokumentasi, air mineral dan juga tips guide snorlkeling juga pelampung," sebut Karno.
Baca juga: Turis asing batal snorkeling di Bintan akibat limbah minyak hitam
Baca juga: Limbah minyak hitam kembali cemari Pantai Bintan
Sekitar tiga hari ke belakang, tak ada turis luar negeri yang berminat snorkeling di wilayah tersebut, akibat tercemar limbah minyak hitam dari perairan internasional, khususnya di sepanjang bibir Pantai Trikora hingga Desa Pengudang.
"Alhamdulillah, hari ini ada enam turis asing dari negara Prancis, Jerman, dan Jepang yang snorkeling di sini," kata Karno, Owner Bintan Nemo, Jumat.
Bintan Nemo merupakan sebuah wisata bahari dengan konsep wisata kelong alias rumah panggung di tengah laut. Persisnya berlokasi di Pantai Trikora Dua.
Bintan Nemo dapat dikatakan sebagai salah satu lokasi snorkeling favorit di Bintan bagi turis luar negeri maupun turis domestik.
Sejak, Selasa (18/2) kemarin, tempat tersebut tidak beroperasi melayani kegiatan snorkeling karena ikut terdampak serbuan minyak hitam.
"Hari ini minyak hitam di laut sudah mulai berkurang, tapi pada bagian kayu-kayu kelong masih ada yang menempel. Tapi tamunya tidak masalah, semuanya tetap ingin snorkeling, padahal saya sudah jelaskan dari awal," ungkap Karno.
Menurut Karno, dalam sehari Bintan Nemo dikunjungi minimal lima tamu buat snorkeling, dan rata-rata berasal dari luar negeri.
Harga snorkeling buat tamu luar negeri Rp300 ribu per orang. Sedangkan tamu dalam negeri Rp200 ribu per orang.
"Itu sudah sepaket dengan sewa boat juga perlengkapan snorkeling, dokumentasi, air mineral dan juga tips guide snorlkeling juga pelampung," sebut Karno.
Baca juga: Turis asing batal snorkeling di Bintan akibat limbah minyak hitam
Baca juga: Limbah minyak hitam kembali cemari Pantai Bintan
Pewarta: Ogen
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: