Dekranasda Bali: perajin harus pintar mainkan desain selera publik
21 Februari 2020 22:43 WIB
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Bali Putri Suastini Koster saat melihat-lihat sejumlah hasil kerajinan di Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (Antaranews Bali/Dok Pemprov Bali/2020)
Denpasar (ANTARA) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengingatkan para perajin di daerah itu agar pintar memainkan desain yang memang sedang diminati publik.
"Selain memainkan desain sesuai selera publik, untuk mengangkat harga produksi kerajinan juga harus memperhatikan bahan dan kemasan," kata Putri Koster saat meninjau perusahaan penyedia kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang tergabung dalam Koperasi Perempuan Ramah Keluarga, di Denpasar, Jumat.
Baca juga: Dekranasda Bali pertemukan perajin dengan pengusaha ritel
Selain itu, istri orang nomor satu di Bali ini juga meminta para perajin tidak kalah dengan kemajuan teknologi informasi (TI) yang dengan mudah mencuri ide desain/ motif songket Bali. Selain itu, melalui Pergub Bali Nomor 79 Tahun 2018, perajin harus mampu mengedukasi masyarakat untuk menggunakan produksi lokal.
"Selain itu, jika melaksanakan pameran industri kerajinan, jangan sampai hanya memperhitungkan jumlah penjualan saja, namun lebih baik utamakan transaksi (tukar kartu nama). Dalam penjualan juga utamakan produk premium dan produk eksklusif," ucapnya.
Baca juga: Dekranasda Bali ajak generasi milenial bangkitkan industri mode
Pihaknya pun sangat berharap supaya jajaran Dekranasda Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk aktif membantu program pemerintah menyosialisasikan penggunaan pakaian adat produksi lokal kepada masyarakat.
Koperasi Perempuan Ramah Keluarga yang dikomandoi AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda itu membentuk luwes galerry sebagai wadah dari sembilan produsen kerajinan yakni Lurikoe, Kind Poleng, Maheswary Collection, Duabe, Cantikku, Kiki Gerssom, Bali Ethnic Leather Bag, AnnBbaby, Ipong Design, Senja Living, dan WW Bakery.
Baca juga: Kain tenun diharapkan jadi busana modern kaum milenial
Pada kesempatan tersebut, Putri Koster juga melihat-lihat produksi yang dijual mulai dari pakaian atasan berupa endek modifikasi, kebaya, tas, dan sebagainya.
"Selain memainkan desain sesuai selera publik, untuk mengangkat harga produksi kerajinan juga harus memperhatikan bahan dan kemasan," kata Putri Koster saat meninjau perusahaan penyedia kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang tergabung dalam Koperasi Perempuan Ramah Keluarga, di Denpasar, Jumat.
Baca juga: Dekranasda Bali pertemukan perajin dengan pengusaha ritel
Selain itu, istri orang nomor satu di Bali ini juga meminta para perajin tidak kalah dengan kemajuan teknologi informasi (TI) yang dengan mudah mencuri ide desain/ motif songket Bali. Selain itu, melalui Pergub Bali Nomor 79 Tahun 2018, perajin harus mampu mengedukasi masyarakat untuk menggunakan produksi lokal.
"Selain itu, jika melaksanakan pameran industri kerajinan, jangan sampai hanya memperhitungkan jumlah penjualan saja, namun lebih baik utamakan transaksi (tukar kartu nama). Dalam penjualan juga utamakan produk premium dan produk eksklusif," ucapnya.
Baca juga: Dekranasda Bali ajak generasi milenial bangkitkan industri mode
Pihaknya pun sangat berharap supaya jajaran Dekranasda Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk aktif membantu program pemerintah menyosialisasikan penggunaan pakaian adat produksi lokal kepada masyarakat.
Koperasi Perempuan Ramah Keluarga yang dikomandoi AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda itu membentuk luwes galerry sebagai wadah dari sembilan produsen kerajinan yakni Lurikoe, Kind Poleng, Maheswary Collection, Duabe, Cantikku, Kiki Gerssom, Bali Ethnic Leather Bag, AnnBbaby, Ipong Design, Senja Living, dan WW Bakery.
Baca juga: Kain tenun diharapkan jadi busana modern kaum milenial
Pada kesempatan tersebut, Putri Koster juga melihat-lihat produksi yang dijual mulai dari pakaian atasan berupa endek modifikasi, kebaya, tas, dan sebagainya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: