Presiden ajak rakyat bekerja keras agar ekonomi RI cepat unggul
21 Februari 2020 16:21 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) berdialog bersama tiga orang pekerja pabrik saat peresmian pabrik Asia Pacific Rayon (APR) di Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (21/2/2020). Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja di Provinsi Riau melakukan sejumlah agenda mulai dari peresmian pabrik, meninjau tol Pekanbaru-Dumai dan menyerahkan SK Perhutanan Sosial untuk masyarakat. ANTARA FOTO/FB Anggoro/hp.
Pelalawan, Riau (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh rakyat untuk bekerja keras membangun ekonomi agar Indonesia menjadi negara yang cepat untuk unggul dalam persaingan global.
“Karena persaingan kita antarnegara bukan antar kabupaten atau provinsi tapi antarnegara. Negara yang cepat akan mengalahkan (yang) lambat. Bukan negara kaya mengalahkan miskin, bukan besar kalahkan kecil, tapi negara yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Dan kita ingin jadi negara yang cepat,” kata Presiden Jokowi pada peresmian pabrik rayon di Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat.
Menurut Presiden, persaingan negara-negara kini makin ketat karena semua negara saling berebut untuk mendatangkan investasi.
“Kenapa direbutkan karena yang namanya peredaran uang di sebuah negara semakin banyak beredar, (maka) akan semakin baik pertumbuhan ekonomi dan semakin baik kesejahteraan masyarakatnya,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pembangunan jalan tol jangan tunggu IRR tinggi
Pemerintah Indonesia kini terus mendukung terciptanya iklim investasi yang baik untuk dunia usaha dengan memangkas birokrasi dan memperbarui regulasi. Sebabnya pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya ditopang dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Karena masih banyak yang belum tahu bahwa yang namanya APBN tahun ini kurang lebih Rp2.200 triliun plus APBD itu pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 23 persen. Kalau APBN saja hanya 16 persen saja pengaruhnya terhadap PDB ekonomi, di semua negara kurang lebih juga sama. Artinya 77 persen tumbuhnya ekonomi sangat bergantung pada dunia dunia usaha, kepada dunia swasta,” kata Presiden Jokowi.
Ia mengatakan kini Indonesia mulai menunjukan perbaikan dengan sejumlah indikator.
Baca juga: BI revisi pertumbuhan ekonomi, Pengamat: Waktunya RI berbenah
“Negara kita ini sekarang sudah masuk yang namanya G20. Indonesia GDP nominalnya kalau dihitung kita tahu berada di ranking ke-16. Kalau dihitung dengan GDP PPP itu berada di ranking ke-7 dunia. Ini banyak yang nggak ngerti, banyak yang masih mengeluh, tidak bersyukur,” ujar Presiden Jokowi,
Saat Presiden berdialog dengan sejumlah pekerja pabrik rayon, Jokowi juga kembali mengingatkan harapannya agar Indonesia menjadi negara yang cepat. Jokowi menyontohkan kerja cepat itu dengan langsung mencetak foto saat mereka berdialog di atas panggung acara.
“Kita semuanya harus kerja cepat. ini saya tunjukkan, ini belum ada lima menit fotonya jadi. Foto selama di panggung. Enggak ada (hadiah) sepeda tapi foto itu lebih mahal dari sepeda,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi lepas ekspor rayon dari Pelalawan ke Turki
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan pabrik rayon di Pelalawan Riau
“Karena persaingan kita antarnegara bukan antar kabupaten atau provinsi tapi antarnegara. Negara yang cepat akan mengalahkan (yang) lambat. Bukan negara kaya mengalahkan miskin, bukan besar kalahkan kecil, tapi negara yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Dan kita ingin jadi negara yang cepat,” kata Presiden Jokowi pada peresmian pabrik rayon di Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat.
Menurut Presiden, persaingan negara-negara kini makin ketat karena semua negara saling berebut untuk mendatangkan investasi.
“Kenapa direbutkan karena yang namanya peredaran uang di sebuah negara semakin banyak beredar, (maka) akan semakin baik pertumbuhan ekonomi dan semakin baik kesejahteraan masyarakatnya,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pembangunan jalan tol jangan tunggu IRR tinggi
Pemerintah Indonesia kini terus mendukung terciptanya iklim investasi yang baik untuk dunia usaha dengan memangkas birokrasi dan memperbarui regulasi. Sebabnya pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya ditopang dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Karena masih banyak yang belum tahu bahwa yang namanya APBN tahun ini kurang lebih Rp2.200 triliun plus APBD itu pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 23 persen. Kalau APBN saja hanya 16 persen saja pengaruhnya terhadap PDB ekonomi, di semua negara kurang lebih juga sama. Artinya 77 persen tumbuhnya ekonomi sangat bergantung pada dunia dunia usaha, kepada dunia swasta,” kata Presiden Jokowi.
Ia mengatakan kini Indonesia mulai menunjukan perbaikan dengan sejumlah indikator.
Baca juga: BI revisi pertumbuhan ekonomi, Pengamat: Waktunya RI berbenah
“Negara kita ini sekarang sudah masuk yang namanya G20. Indonesia GDP nominalnya kalau dihitung kita tahu berada di ranking ke-16. Kalau dihitung dengan GDP PPP itu berada di ranking ke-7 dunia. Ini banyak yang nggak ngerti, banyak yang masih mengeluh, tidak bersyukur,” ujar Presiden Jokowi,
Saat Presiden berdialog dengan sejumlah pekerja pabrik rayon, Jokowi juga kembali mengingatkan harapannya agar Indonesia menjadi negara yang cepat. Jokowi menyontohkan kerja cepat itu dengan langsung mencetak foto saat mereka berdialog di atas panggung acara.
“Kita semuanya harus kerja cepat. ini saya tunjukkan, ini belum ada lima menit fotonya jadi. Foto selama di panggung. Enggak ada (hadiah) sepeda tapi foto itu lebih mahal dari sepeda,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi lepas ekspor rayon dari Pelalawan ke Turki
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan pabrik rayon di Pelalawan Riau
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: