Satgas Antimafia Bola gelar rapat dengan PSSI jamin netralitas Liga I
20 Februari 2020 16:50 WIB
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kedua kanan) berfoto bersama Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Wakabaintelkam) Polri Irjen Pol. Suntana (kedua kiri), Ketua Satgas Antimafia Bola Brigjen Pol. Hendro Pandowo (kiri), Ketua Umum Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Richard Sam Bera (tengah), dan Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Somantri di sela rapat koordinasi menjelang liga sepak bola musim 2020 di Senayan, Jakarta, Kamis (20-2-2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Satgas Antimafia Bola Brigjen Polisi Hendro Pandowo menggelar rapat dengan PSSI untuk menjamin netralitas kompetisi Liga I 2020.
"Inilah rakor perdana antara PSSI dan Polri. Kami sampaikan monitoring dan pengawasan, jangan sampai terjadi match fixing pengaturan skor yang dilakukan bandar judi," kata Hendro di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dalam masa tugas Satgas Antimafia Bola jilid I dan II, pihaknya lebih mengutamakan penegakan hukum dalam menangani kasus pengaturan skor pertandingan sepak bola.
Namun, untuk Satgas Antimafia Bola jilid III, pihaknya akan lebih mengutamakan aspek pengawasan dan mencegah terjadinya perbuatan melanggar hukum, termasuk pengaturan skor pertandingan.
"Untuk jilid III ini, kami melakukan monitoring dan pencegahan lebih ke depannya sebagai aspek preventif," katanya.
Baca juga: Satgas Antimafia bola Jateng janjikan hadiah untuk pelapor
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Polda Jateng siap awasi kompetisi 2020
Baca juga: Satgas Antimafia Bola selidiki dugaan judi dalam pengaturan skor
Hendro berharap keberadaan satgas ini tidak membuat cemas para penyelenggara liga sepak bola di Indonesia, tetapi bertujuan agar para atlet sepak bola mampu berprestasi dan para penyelenggara liga bisa menjaga komitmen netralitas pertandingan.
"Agar mereka (para atlet) berprestasi, marilah kita berkomitmen, jangan sampai ke depan ada pengaturan skor, ada suap, ada pesanan, dan kepentingan," katanya.
Hendro menambahkan bahwa Satgas Antimafia Bola tidak akan ikut campur dalam teknis pertandingan, tetapi hanya melakukan pengawasan jika terdapat keputusan-keputusan yang dicurigai memiliki indikasi pengaturan skor.
"Pada saat pertandingan, tiba-tiba pemain itu jatuh sendiri tidak ada lawan yang menendang, tiba-tiba jatuh sendiri atau kemudian wasit menunjuk titik putih, itu masuk monitoring kami, pengawasan kami," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya sudah membentuk 12 satgaswil di 12 polda yang menyelenggarakan Liga 1 sebagai salah satu upaya preventif.
"Inilah rakor perdana antara PSSI dan Polri. Kami sampaikan monitoring dan pengawasan, jangan sampai terjadi match fixing pengaturan skor yang dilakukan bandar judi," kata Hendro di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dalam masa tugas Satgas Antimafia Bola jilid I dan II, pihaknya lebih mengutamakan penegakan hukum dalam menangani kasus pengaturan skor pertandingan sepak bola.
Namun, untuk Satgas Antimafia Bola jilid III, pihaknya akan lebih mengutamakan aspek pengawasan dan mencegah terjadinya perbuatan melanggar hukum, termasuk pengaturan skor pertandingan.
"Untuk jilid III ini, kami melakukan monitoring dan pencegahan lebih ke depannya sebagai aspek preventif," katanya.
Baca juga: Satgas Antimafia bola Jateng janjikan hadiah untuk pelapor
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Polda Jateng siap awasi kompetisi 2020
Baca juga: Satgas Antimafia Bola selidiki dugaan judi dalam pengaturan skor
Hendro berharap keberadaan satgas ini tidak membuat cemas para penyelenggara liga sepak bola di Indonesia, tetapi bertujuan agar para atlet sepak bola mampu berprestasi dan para penyelenggara liga bisa menjaga komitmen netralitas pertandingan.
"Agar mereka (para atlet) berprestasi, marilah kita berkomitmen, jangan sampai ke depan ada pengaturan skor, ada suap, ada pesanan, dan kepentingan," katanya.
Hendro menambahkan bahwa Satgas Antimafia Bola tidak akan ikut campur dalam teknis pertandingan, tetapi hanya melakukan pengawasan jika terdapat keputusan-keputusan yang dicurigai memiliki indikasi pengaturan skor.
"Pada saat pertandingan, tiba-tiba pemain itu jatuh sendiri tidak ada lawan yang menendang, tiba-tiba jatuh sendiri atau kemudian wasit menunjuk titik putih, itu masuk monitoring kami, pengawasan kami," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya sudah membentuk 12 satgaswil di 12 polda yang menyelenggarakan Liga 1 sebagai salah satu upaya preventif.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: