Erick Thohir ingin Telkom percepat transformasi bisnis di era digital
20 Februari 2020 14:18 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) didampingi Wakil Menteri I Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Wakil Menteri II Kartika Wirjoatmodjo (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Telkom Indonesia Tbk untuk dapat cepat mentransformasikan bisnis di era digital saat ini.
"Jadi saya ingin mereka bisa mentranformasi diri dengan yang terjadi di era digital, tidak hanya jadi penonton. Kekuatan Telkom luar biasa, jaringan dan database," ujar Menteri Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI di Jakarta, Kamis.
Menurut Erick Thohir, data is the new oil. Oleh karena itu, kata dia, Telkom harus lebih serius menggarap bisnis yang sesuai dengan era digital seperti komputasi awan (cloud computing) dan big data.
"Sayang sekali database atau jaringan diambil asing, database adalah the new oil karena dengan data orang bisa prediksi kapan orang mau beli baju merah atau model baju tertentu. Database ini yang harusnya bisa dikelola untuk ketahanan ekonomi nasional," kata Erick Thohir.
Ia melihat infrastruktur Telkom sudah luar biasa sehingga layak dijadikan bisnis utama. Intinya, Erick Thohir tidak mau Telkom terkena disrupsi di tengah perkembangan teknologi.
Baca juga: Telkom diminta cari model bisnis yang tidak andalkan infrastruktur
"Pengembangan teknologi sesuatu yang menggelintik dan baru. Suka tidak suka, di era disrupsi ini terjadi. Banyak sekali bisnis model yang benar tapi karena disrupsi bisnisnya tidak bisa jalan," kata Erick Thohir.
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta BUMN lainnya, yakni Inalum, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Pertamina, untuk mempelajari baterai untuk mobil listrik.
"Saya bicara bukan diskreditkan Telkom atau BUMN lain, tapi saya memacu untuk inovasi dan kalau bisa mempercepat mengubah bisnis old ke new," ucap Erick Thohir.
Erick juga menyampaikan pihaknya juga telah meminta PLN untuk berinvestasi pada pembangkit selain fosil. "Sebab, energi baru terbarukan menjadi tantangan, apalagi ada target pemerintah 23 persen di 2025," katanya.
Kementerian BUMN, lanjut dia, juga mendorong PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mengubah batu bara berkalori rendah menjadi produk lain yang memiliki nilai tinggi dengan menggunakan teknologi gasifikasi. Teknologi itu akan mengkonversi batu bara menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME), Methanol, dan Mono Ethylene Glycol (MEG).
"Dan apa yang kita push juga di PTBA itu gasifkasi. Batu bara yang tidak bagus bisa kita ubah jadi metanol yg selama ini diimpor," kata Erick Thohir.
Baca juga: Dirut Telkom: Menteri BUMN ingin kami cepat bertransformasi
"Jadi saya ingin mereka bisa mentranformasi diri dengan yang terjadi di era digital, tidak hanya jadi penonton. Kekuatan Telkom luar biasa, jaringan dan database," ujar Menteri Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI di Jakarta, Kamis.
Menurut Erick Thohir, data is the new oil. Oleh karena itu, kata dia, Telkom harus lebih serius menggarap bisnis yang sesuai dengan era digital seperti komputasi awan (cloud computing) dan big data.
"Sayang sekali database atau jaringan diambil asing, database adalah the new oil karena dengan data orang bisa prediksi kapan orang mau beli baju merah atau model baju tertentu. Database ini yang harusnya bisa dikelola untuk ketahanan ekonomi nasional," kata Erick Thohir.
Ia melihat infrastruktur Telkom sudah luar biasa sehingga layak dijadikan bisnis utama. Intinya, Erick Thohir tidak mau Telkom terkena disrupsi di tengah perkembangan teknologi.
Baca juga: Telkom diminta cari model bisnis yang tidak andalkan infrastruktur
"Pengembangan teknologi sesuatu yang menggelintik dan baru. Suka tidak suka, di era disrupsi ini terjadi. Banyak sekali bisnis model yang benar tapi karena disrupsi bisnisnya tidak bisa jalan," kata Erick Thohir.
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta BUMN lainnya, yakni Inalum, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Pertamina, untuk mempelajari baterai untuk mobil listrik.
"Saya bicara bukan diskreditkan Telkom atau BUMN lain, tapi saya memacu untuk inovasi dan kalau bisa mempercepat mengubah bisnis old ke new," ucap Erick Thohir.
Erick juga menyampaikan pihaknya juga telah meminta PLN untuk berinvestasi pada pembangkit selain fosil. "Sebab, energi baru terbarukan menjadi tantangan, apalagi ada target pemerintah 23 persen di 2025," katanya.
Kementerian BUMN, lanjut dia, juga mendorong PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mengubah batu bara berkalori rendah menjadi produk lain yang memiliki nilai tinggi dengan menggunakan teknologi gasifikasi. Teknologi itu akan mengkonversi batu bara menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME), Methanol, dan Mono Ethylene Glycol (MEG).
"Dan apa yang kita push juga di PTBA itu gasifkasi. Batu bara yang tidak bagus bisa kita ubah jadi metanol yg selama ini diimpor," kata Erick Thohir.
Baca juga: Dirut Telkom: Menteri BUMN ingin kami cepat bertransformasi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: