Surabaya (ANTARA) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi adanya wacana berkoalisi dengan Partai Golkar untuk membentuk poros baru di Pilkada Surabaya yang akan digelar pada September 2020.

"Komunikasi masih terbuka dengan semua partai dan semua kandidat," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya dari PKS, Reni Astuti di Surabaya, Kamis.

Diketahui PKS sendiri memiliki lima bakal cawali Surabaya hasil penjaringan internal yakni Sigit Sosiantomo (anggota DPR RI), Ahmad Jabir (Ketua MPW PKS Jawa Timur), Akhmad Suyanto (Ketua Umum DPD PKS Kota Surabaya sekaligus anggota DPRD empat periode), Reni Astuti (Wakil Ketua DPRD Surabaya) dan Achmad Zakaria (anggota DPRD Surabaya periode 2014 - 2019 sekaligus Ketua Bidang Kepemudaan DPW PKS Jawa Timur).

Saat ditanya sejauh mana komuniksi PKS dan Golkar dalam membentuk poros baru mengingat jumlah kursi dan perolehan suara hasil Pemilu 2019 gabungan dua parpol tersebut sudah bisa mencalonkan sendiri di Pilkada Surabaya, Reni mengatakan semua pihak perlu bersabar karena masih dalam proses.

"Telur dadar ikan pepes, sabar yo mas, masih proses," kata politikus PKS ini.

Baca juga: NasDem resmi serahkan rekomendasi bacawali Surabaya ke Machfud Arifin
Baca juga: PDIP masih perlu pemetaan sebelum rekomendasi bacawali Surabaya


Reni sendiri yang namanya masuk dalam penjaringan internal bakal calon wali kota mengaku telah siap jika nantinya partai menunjuknya sebagai bakal calon wali kota, calon wakil wali kota maupun tim sukses.

"Mohon doanya, kami dari PKS pecah telor bisa mengusung dan memenangkan kader PKS jadi pimpinan daerah di Surabaya. Siapapun yang akan didefinitifkan nantinya, maka kami siap menjadi calon dan tim sukses," katanya.

Menurut Reni, Kota Surabaya dengan penduduk yang multikultural itu memiliki banyak potensi sumber daya. Untuk menggali potensi tersebut, lanjut dia, kuncinya adalah gotong royong dan kolaborasi.

"Kita perhatikan, potensi sumber daya itu bisa dilakukan gotong royong dan dikolaborasikan. Saya kira itu semangat Indonesia. Tidak cukup membangun Surabaya dengan Rp10 triliun (APBD Surabaya 2020) atau lebih lagi Rp12 triliun. Tapi semua itu membutuhkan kolaborasi dan kerja sama banyak pihak," ujarnya.

Menurut Reni, kalau bicara Surabaya sebagai kota yang maju atau kota yang lebih baik, tentu adalah kota yang mengedepankan kota yang berkelanjutan.

"Itu menjadi ciri khas bagi kota metropolitan seperti Surabaya. Kalau bicara itu, maka SDM, infrastruktur dan keamanan kota menjadi prioritas," katanya.

Ia mencontohkan beasiswa perguruan tinggi, Pemkot Surabaya bisa menyekolahkan anak-anak dari keluarga tidak mampu itu dengan membutuhkan anggaran Rp20 miliar.

"Tidak mustihail kalau anggaran ini dilipatkan gandakan dua kali lipat atau tiga kali lipat. Tentunya itu bisa menuntaskan anak-anak Surabaya bisa mengenyam pendidikan sarjana," katanya.

Reni Astuti sendiri gencar melakukan sosialisasi program dan gagasan menuju Surabaya lebih baik. Sebagai sosok cerdas, pekerja keras dan memahami masalah membuat kader PKS ini mendapat simpati warga.

Salah satunya dukungan muncul dari berbagai kelompok masyarakat RW 7 Pulo Tegal Sari, Wonokromo, Surabaya, Sabtu (15/2), yang menggelar deklarasi mendukung Reni Astuti maju sebagai Bakal Calon Wali Kota Surabaya untuk meneruskan kepemimpinan Tri Rismaharini.

Adanya dukungan dan aspirasi dari warga tersebut ditanggapi Reni Astuti secara positif dan penyemangat untuk maju di Pilkada Surabaya. Hal ini juga sebagai sesuai perintah partai untuk terus melakukan sosialisasi ke masyarakat.

"Ini adalah dukungan dari warga agar saya maju di Pilkada Surabaya. Wilayah Wonokromo ini memang salah satu suara terbanyak yang memilih saya dalam Pileg (Pemilihan Legislatif). Setelah dari sini, akan terus sosialisasi seluruh Surabaya," kata Reni Astuti.

Baca juga: BPS: Kualitas hidup warga Surabaya tertinggi di Jawa Timur
Baca juga: Putri warga Surabaya kini sah jadi Putra