Kemenkes: Pengalaman SARS bantu Indonesia hadapi COVID-19
19 Februari 2020 18:58 WIB
Dubes Singapura untuk Indonesia Anil Nayar (tengah) bersama Kabiro Kerjasama Luar Negeri Kemenkes Acep Somantri (kedua kanan) usai diskusi di Gedung RRI, Jakarta, Rabu (19/2/2020) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Pengalaman menghadapi SARS dan kasus flu burung H5N1 membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menghadapi wabah COVID-19 yang terjadi saat ini, kata Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Acep Somantri.
"Saya ingin mengonfirmasi kesiapan ratusan rumah sakit yang siap menjadi rujukan karena kita sudah berpengalaman menghadapi seperti SARS pada 2003 dan H5N1 pada 2006," kata Acep dalam diskusi kerja sama global menghadapi wabah di Gedung RRI, Jakarta pada Rabu.
Menurut dia, sistem kesehatan di Indonesia sudah mumpuni untuk menghadapai wabah seperti COVID-19 dengan standar yang sesuai dengan World Health Organization (WHO) dan keberadaan pakar-pakar di bidangnya.
Oleh karena itu, kata Acep, masyarakat tidak perlu panik menghadapi COVID-19, yang mulai mewabah di Wuhan di China pada akhir 2019.
Baca juga: Disinformasi virus corona, paket dari China mengandung virus
Karena selain jaringan kesehatan nasional yang sudah mumpuni tidak hanya dalam lingkup nasional tapi juga secara internasional.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Nayar, dalam diskusi tersebut bahwa mereka mencoba mengaplikasikan pengalaman dengan SARS pada 2003 dalam menghadapi COVID-19.
"Tidak ada negara yang bisa menghadapi tantangan ini sendiri jadi itu juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional," kata Dubes Anil, khusus menyoroti negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Indonesia dan negara lain di kawasan tersebut.
COVID-19 mulai mewabah pertama kali di Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus itu kini sudah menyebar ke beberapa negara dengan kasus terbanyak terkonfirmasi ada di China daratan.
Total per Rabu (19/2) siang terdapat 75.199 kasus terkonfirmasi dan menyebabkan kematian 2.012 jiwa. Menurut data, 14.649 orang dinyatakan sembuh dari virus yang menyerang sistem pernapasan itu.
Baca juga: Kemenkes: belum ada bukti secara ilmiah pengobatan untuk COVID-19
"Saya ingin mengonfirmasi kesiapan ratusan rumah sakit yang siap menjadi rujukan karena kita sudah berpengalaman menghadapi seperti SARS pada 2003 dan H5N1 pada 2006," kata Acep dalam diskusi kerja sama global menghadapi wabah di Gedung RRI, Jakarta pada Rabu.
Menurut dia, sistem kesehatan di Indonesia sudah mumpuni untuk menghadapai wabah seperti COVID-19 dengan standar yang sesuai dengan World Health Organization (WHO) dan keberadaan pakar-pakar di bidangnya.
Oleh karena itu, kata Acep, masyarakat tidak perlu panik menghadapi COVID-19, yang mulai mewabah di Wuhan di China pada akhir 2019.
Baca juga: Disinformasi virus corona, paket dari China mengandung virus
Karena selain jaringan kesehatan nasional yang sudah mumpuni tidak hanya dalam lingkup nasional tapi juga secara internasional.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Nayar, dalam diskusi tersebut bahwa mereka mencoba mengaplikasikan pengalaman dengan SARS pada 2003 dalam menghadapi COVID-19.
"Tidak ada negara yang bisa menghadapi tantangan ini sendiri jadi itu juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional," kata Dubes Anil, khusus menyoroti negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Indonesia dan negara lain di kawasan tersebut.
COVID-19 mulai mewabah pertama kali di Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus itu kini sudah menyebar ke beberapa negara dengan kasus terbanyak terkonfirmasi ada di China daratan.
Total per Rabu (19/2) siang terdapat 75.199 kasus terkonfirmasi dan menyebabkan kematian 2.012 jiwa. Menurut data, 14.649 orang dinyatakan sembuh dari virus yang menyerang sistem pernapasan itu.
Baca juga: Kemenkes: belum ada bukti secara ilmiah pengobatan untuk COVID-19
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: