Ekspor AC ke Nigeria, industri elektronik tembus pasar nontradisional
19 Februari 2020 17:38 WIB
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian, R. Janu Suryanto (kiri) didampingi Direktur PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Daniel Suhardiman (kanan) mendengarkan penjelasan dari Head Manager Business Unit AC PT PMI Hari Soeryawan (tengah) mengenai proses produksi AC PT PMI di Jakarta, Rabu (19/2). (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mengapresiasi industri elektronik PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) yang berhasil mengekspor pendingin ruangan atau air conditioner (AC) ke Nigeria, yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor nontradisional.
“Berkembangnya bisnis AC yang dapat bersaing di pasar global dan bisa masuk ke pasar nontradisional, juga menunjukkan komitmen PT PMI untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi AC di kawasan ASEAN,” kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin R Janu Suryanto lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Janu menyampaikan, Kemenperin selaku pembina industri memberikan apresiasi kepada PT PMI yang telah merealisasikan komitmennya untuk memperluas pasar ekspor dan terus menambah negara tujuan baru pengapalannya, terutama terhadap produk AC.
Hal tersebut menandakan bahwa produksi industri Tanah Air sudah mampu kompetitif di kancah internasional.
Perlu diketahui, PT PMI telah berhasil merelokasi produksi AC tipe 2 PK dan 2,5 PK dari Malaysia pada tahun lalu. Produk AC yang diekspor ke Nigeria adalah jenis 1 PK hingga 1,5 PK dan 2 PK yang berbasis refrigeran R32.
“Pemerintah meminta perusahaan yang mempunyai nilai impor tinggi, segera melokalisasi pabriknya ke Indonesia, tidak impor dalam kondisi utuh,” tegas Janu.
Pemerintah juga tengah menarik investasi khususnya sektor industri penghasil produk substitusi impor.
Direktur PT PMI Daniel Suhardiman mengatakan, Panasonic Gobel akan terus menjalankan misi untuk berkontribusi bagi Indonesia, yang dilakukan dengan pengembangan usaha di dalam negeri melalui peningkatan produksi dan penjualan produk-produknya.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas serta secara aktif melakukan ekspansi pasar ekspor.
“Tentunya ekspor ini menjadi suatu kabar yang membanggakan, selain dapat menambah devisa negara, produk AC yang kami ekspor ini juga menggunakan merek Panasonic dan tercantum buatan Indonesia,” ujarnya.
Menurut Daniel, ekspor ke Nigeria dapat menjadi momentum untuk membuka pintu pasar di Afrika.
“Seiring dengan meningkatnya persaingan di pasar global, AC produksi PT PMI selalu berinovasi dan secara konsisten ikut mengembangkan industri dalam negeri termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM). Saat ini, kandungan lokal untuk AC produksi PT PMI telah mencapai 40 persen dan masih akan terus ditingkatkan,” paparnya.
Daniel menjelaskan, unit bisnis AC PT PMI yang berdiri sejak 46 tahun lalu (1974), merupakan pabrik AC di Indonesia dengan kemampuan full manufacture dari bahan baku hingga produk jadi, yang secara agresif terus meluncurkan produk-produk inovatif.
“Bahwa AC bukan hanya penyejuk ruangan tetapi juga harus bisa memberikan udara yang nyaman dan sehat bagi penggunanya,” tandasnya. Hingga kini, telah tersedia produk-produk AC Panasonic ramah lingkungan berbasis refrigeran R32, dan dilengkapi teknologi ‘nanoeX’ dan ‘nanoe-G’ yang sangat baik untuk kesehatan.
“Berkembangnya bisnis AC yang dapat bersaing di pasar global dan bisa masuk ke pasar nontradisional, juga menunjukkan komitmen PT PMI untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi AC di kawasan ASEAN,” kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin R Janu Suryanto lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Janu menyampaikan, Kemenperin selaku pembina industri memberikan apresiasi kepada PT PMI yang telah merealisasikan komitmennya untuk memperluas pasar ekspor dan terus menambah negara tujuan baru pengapalannya, terutama terhadap produk AC.
Hal tersebut menandakan bahwa produksi industri Tanah Air sudah mampu kompetitif di kancah internasional.
Perlu diketahui, PT PMI telah berhasil merelokasi produksi AC tipe 2 PK dan 2,5 PK dari Malaysia pada tahun lalu. Produk AC yang diekspor ke Nigeria adalah jenis 1 PK hingga 1,5 PK dan 2 PK yang berbasis refrigeran R32.
“Pemerintah meminta perusahaan yang mempunyai nilai impor tinggi, segera melokalisasi pabriknya ke Indonesia, tidak impor dalam kondisi utuh,” tegas Janu.
Pemerintah juga tengah menarik investasi khususnya sektor industri penghasil produk substitusi impor.
Direktur PT PMI Daniel Suhardiman mengatakan, Panasonic Gobel akan terus menjalankan misi untuk berkontribusi bagi Indonesia, yang dilakukan dengan pengembangan usaha di dalam negeri melalui peningkatan produksi dan penjualan produk-produknya.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas serta secara aktif melakukan ekspansi pasar ekspor.
“Tentunya ekspor ini menjadi suatu kabar yang membanggakan, selain dapat menambah devisa negara, produk AC yang kami ekspor ini juga menggunakan merek Panasonic dan tercantum buatan Indonesia,” ujarnya.
Menurut Daniel, ekspor ke Nigeria dapat menjadi momentum untuk membuka pintu pasar di Afrika.
“Seiring dengan meningkatnya persaingan di pasar global, AC produksi PT PMI selalu berinovasi dan secara konsisten ikut mengembangkan industri dalam negeri termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM). Saat ini, kandungan lokal untuk AC produksi PT PMI telah mencapai 40 persen dan masih akan terus ditingkatkan,” paparnya.
Daniel menjelaskan, unit bisnis AC PT PMI yang berdiri sejak 46 tahun lalu (1974), merupakan pabrik AC di Indonesia dengan kemampuan full manufacture dari bahan baku hingga produk jadi, yang secara agresif terus meluncurkan produk-produk inovatif.
“Bahwa AC bukan hanya penyejuk ruangan tetapi juga harus bisa memberikan udara yang nyaman dan sehat bagi penggunanya,” tandasnya. Hingga kini, telah tersedia produk-produk AC Panasonic ramah lingkungan berbasis refrigeran R32, dan dilengkapi teknologi ‘nanoeX’ dan ‘nanoe-G’ yang sangat baik untuk kesehatan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: