Bantul (ANTARA) - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) akan kembali menyelenggarakan pameran kerajinan bertajuk Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) di Jogja Expo Center, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Maret 2020.

"Untuk pelaksanaan JIFFINA itu dari tanggal 14 sampai 17 Maret 2020, dan pameran ini adalah istimewa, karena tahun ini pameran yang kelima, sehingga prosesnya cukup panjang," kata Ketua Forum JIFFINA Jawa-Bali Timbul Raharjo dalam konferensi pers di JEC Yogyakarta, Selasa.

Menurut Ketua Asmindo DIY tersebut, pameran permebelan dan kerajinan itu telah dikenal di dunia internasional terutama negara-negara di belahan benua Eropa, Amerika Serikat dan Timur Tengah, bahkan tahun lalu pameran JIFFINA 2019 dikunjungi oleh lebih dari 60 negara.

"Dan kali ini kita targetkan paling tidak di saat musim virus COVID-19 posisi cukup baik, karena situasi dan kondisi di Indonesia tidak terjadi (belum terkena COVID-19), hal itu bisa dilihat dari indikasinya bahwa para 'buyer' itu tidak melakukan delay kunjungan ke Indonesia," jelasnya.

Timbul menerangkan, faktor yang lain bahwa minat dari para buyer ke Indonesia masih cukup tinggi, kemudian juga ada beberapa pameran serupa yang ditunda karena akibat pandemik virus COVID-19 seperti di China maupun Malaysia yang memang kondisi dan situasi berbeda dengan Indonesia.

"Dan mereka masih yakin dengan Indonesia untuk bisa menyelenggarakan pameran ini, dan beberapa negara sudah menyatakan tidak cancel terutama Vietnam, Filipina, Thailand kemudian Indonesia sendiri. Dan mungkin malah justru banyak buyer yang cari produk di pameran nanti," lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Komite JIFFINA 2020 Endro Wardoyo mengatakan, kaitannya dengan mengapa Indonesia masih terus melaksanakan pameran internasional ditengah merebaknya virus COVID-19 ini karena beberapa alasan, utamanya di Tanah Air dinyatakan masih aman untuk virus yang menjadi perhatian dunia itu.

"Bahwa pernyataan pemerintah Indonesia kita masih dalam keadaan aman, artinya negara yang aman dikunjungi terkait dengan bahaya (virus) COVID-19. Alasan kedua, bahwa WHO juga mengatakan hal yang sama, artinya Indonesia masih aman untuk dikunjungi," tambahnya.

Alasan yang tidak kalah penting lainnya, lanjut Endro adalah tren buyer di JIFFINA justru sekarang semakin meningkat, hal tersebut karena China ini ekspornya sekitar 35 persen dari ekspor seluruh dunia.

"Bahkan sudah empat bulan ini China berhenti ekspor, otomatis negara tujuan China utama adalah Amerika sekarang mengalami kekosongan barang, sehingga mau tidak mau mereka harus belanja," katanya.