Menteri KKP ajak masyarakat replikasi pakan mandiri
18 Februari 2020 17:36 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengunjungi pembuatan pakan mandiri di BBAT Tatelu, Kabupaten Minahasa (foto: Karel Polakitan) (1)
Manado (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengajak masyarakat pembudi daya ikan air tawar untuk mereplikasi pakan mandiri seperti yang dilakukan di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
"Harapannya dari replikasi ini akan memangkas biaya produksi," sebut Menteri Edhy saat mengunjungi BBAT Tatelu, Selasa.
Saat ini, sebut dia, banyak kelompok masyarakat yang dibina Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait dengan replikasi pakan mandiri ini, hanya saja salah satu kendala adalah pengetahuan terkait kualitas.
"Pakan dibuat bagus, akan tetapi ikannya tidak gede-gede, akan terus kami latih," sebut Menteri.
Baca juga: Menteri KKP berencana bangun balai benih air tawar di Ambon
Menghasilkan pakan seperti yang dihasilkan BPBAT Tatelu berproses panjang, bahkan saat ini mampu melakukan inovasi menghasilkan pakan apung dalam rangka mengurangi limbah.
"Ini bisa kita replikasi hingga ke kelompok masyarakat terdekat untuk menjawab tantangan kita terkait pakan," sebutnya.
Memproduksi pakan mandiri sebut Menteri, tidak untuk memusuhi industri pakan yang sudah beroperasi saat ini.
"Kami ajak mereka berbicara bahwa kami bisa buat pakan lebih murah, kenapa anda mahal? Dulu harga pakan sebesar 40 persen dari produksi, sekarang 80 persen," ujarnya.
Baca juga: Langkah pasti KKP dorong kemandirian pakan ikan Nusantara
Menteri Edhy juga berharap masyarakat menggunakan bahan baku pakan yang ada di sekitar atau disediakan alam seperti kecoa, cacing bahkan magot.
"Magot atau black soldier fly bisa dimanfaatkan, untuk menghasilkan satu kilogram ikan menggunakan pakan berbahan dasar magot seberat 800 gram atau 0,8 kilogram," sebut Menteri.
"Harapannya dari replikasi ini akan memangkas biaya produksi," sebut Menteri Edhy saat mengunjungi BBAT Tatelu, Selasa.
Saat ini, sebut dia, banyak kelompok masyarakat yang dibina Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait dengan replikasi pakan mandiri ini, hanya saja salah satu kendala adalah pengetahuan terkait kualitas.
"Pakan dibuat bagus, akan tetapi ikannya tidak gede-gede, akan terus kami latih," sebut Menteri.
Baca juga: Menteri KKP berencana bangun balai benih air tawar di Ambon
Menghasilkan pakan seperti yang dihasilkan BPBAT Tatelu berproses panjang, bahkan saat ini mampu melakukan inovasi menghasilkan pakan apung dalam rangka mengurangi limbah.
"Ini bisa kita replikasi hingga ke kelompok masyarakat terdekat untuk menjawab tantangan kita terkait pakan," sebutnya.
Memproduksi pakan mandiri sebut Menteri, tidak untuk memusuhi industri pakan yang sudah beroperasi saat ini.
"Kami ajak mereka berbicara bahwa kami bisa buat pakan lebih murah, kenapa anda mahal? Dulu harga pakan sebesar 40 persen dari produksi, sekarang 80 persen," ujarnya.
Baca juga: Langkah pasti KKP dorong kemandirian pakan ikan Nusantara
Menteri Edhy juga berharap masyarakat menggunakan bahan baku pakan yang ada di sekitar atau disediakan alam seperti kecoa, cacing bahkan magot.
"Magot atau black soldier fly bisa dimanfaatkan, untuk menghasilkan satu kilogram ikan menggunakan pakan berbahan dasar magot seberat 800 gram atau 0,8 kilogram," sebut Menteri.
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: