Warga Bogor diimbau lakukan PSN cegah demam berdarah
18 Februari 2020 17:27 WIB
Sejumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menunggu mendapatkan penanganan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019). Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan sampai hari Rabu (30/1) total pasien DBD di Kabupaten Bogor meningkat dari 113 kasus pada minggu ketiga, kini sudah mencapai 231 orang dan lima orang diantaranya meninggal dunia. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj).
Bogor (ANTARA) - Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti sebagai penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Periode munculnya penyakit DBD pada Januari hingga Maret. Pada tahun ini jumlah penderita DPD lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, tapi tetap harus diantisipasi," kata Sri Nowo Reno, di Balai Kota Bogor, Selasa.
Jumlah pasien DBD di RSUD Kota Bogor pada Januari 2020 ada 55 orang dan pada Februari hingga Selasa ini ada 27 orang.
Baca juga: 5 orang meninggal akibat DBD di Bogor
Pada Januari 2019, pasien DBD di Kota Bogor ada 132 orang, tiga di antaranya meninggal dunia. Pada Februari 2019, jumlah pasien DBD sebanyak 231 orang dan lima di antaranya meninggal dunia.
Menurut Sri Nowo Retno, guna mengantisipasi penyebaran penyebab DBD yang paling efektif adalah dengan gerakan PSN yakni melakukan tiga M. Pertama, menguras atau membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti, bak mandi, ember, gentong, dan lain-lain.
Kedua, menutup tempat-tempat menyimpan air, seperti gentong, ember, panci, dan sebagainya, sehingga nyamuk dewasa tidak bisa bertelur.
Baca juga: RSUD Bogor ekstra tenaga layani pasien DBD
Ketiga, mengubur benda-benda yang bisa menjadi genangan air, seperti kaleng, botol, dan wadah lainnya yang sudah tidak dipakai.
Menurut Retno, kegiatan PSN ini lebih efektif untuk mencegah penyebaran penyebab DBD, dibandingkan dengan fogging. "Kalau fogging sasarannya untuk memberantas nyamuk dewasa, kalau PSN bisa memberantas siklus kehidupan nyamuk," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Retno mengimbau masyarakat untuk melakukan gerakan PSN.
Retno juga menyatakan, akan menggerakkan pengelola Puskesmas di tingkat kelurahan untuk membentuk tim pemantau jentik di setiap RW.
"Periode munculnya penyakit DBD pada Januari hingga Maret. Pada tahun ini jumlah penderita DPD lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, tapi tetap harus diantisipasi," kata Sri Nowo Reno, di Balai Kota Bogor, Selasa.
Jumlah pasien DBD di RSUD Kota Bogor pada Januari 2020 ada 55 orang dan pada Februari hingga Selasa ini ada 27 orang.
Baca juga: 5 orang meninggal akibat DBD di Bogor
Pada Januari 2019, pasien DBD di Kota Bogor ada 132 orang, tiga di antaranya meninggal dunia. Pada Februari 2019, jumlah pasien DBD sebanyak 231 orang dan lima di antaranya meninggal dunia.
Menurut Sri Nowo Retno, guna mengantisipasi penyebaran penyebab DBD yang paling efektif adalah dengan gerakan PSN yakni melakukan tiga M. Pertama, menguras atau membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti, bak mandi, ember, gentong, dan lain-lain.
Kedua, menutup tempat-tempat menyimpan air, seperti gentong, ember, panci, dan sebagainya, sehingga nyamuk dewasa tidak bisa bertelur.
Baca juga: RSUD Bogor ekstra tenaga layani pasien DBD
Ketiga, mengubur benda-benda yang bisa menjadi genangan air, seperti kaleng, botol, dan wadah lainnya yang sudah tidak dipakai.
Menurut Retno, kegiatan PSN ini lebih efektif untuk mencegah penyebaran penyebab DBD, dibandingkan dengan fogging. "Kalau fogging sasarannya untuk memberantas nyamuk dewasa, kalau PSN bisa memberantas siklus kehidupan nyamuk," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Retno mengimbau masyarakat untuk melakukan gerakan PSN.
Retno juga menyatakan, akan menggerakkan pengelola Puskesmas di tingkat kelurahan untuk membentuk tim pemantau jentik di setiap RW.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: