Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus mendorong para pelaku usaha konstruksi termasuk BUMN karya melakukan inovasi untuk melesatkan sektor konstruksi nasional di tengah ketidakstabilan perekonomian global.

"Kita tentu harus melakukan inovasi, terutama ini kan hampir semuanya (BUMN karya) punya precast (beton pracetak) apakah ada inovasi baru yang lahir di kita baik dalam precast-nya maupun dalam peralatan konstruksi," kata Deddy Yevri dalam rilis di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, hampir seluruh proyek konstruksi masih menyewakan atau membeli alat dari luar negeri, padahal hal seperti itu memberikan nilai impor yang besar.

Baca juga: Menperin sebut perlu strategi dukung industri jasa konstruksi

Untuk itu, politisi PDI Perjuangan tersebut menginginkan BUMN karya juga dapat membuat lompatan besar dalam bidang teknologi konstruksi sebagai upaya substitusi impor dari berbagai alat konstruksi proyek itu.

Inovasi, tegasnya, harus segera dilakukan guna memenuhi efisiensi pembangunan melalui cara-cara tersebut sehingga BUMN Karya ini berhasil ambil kesempatan untuk menciptakan sendiri peralatannya maka pembangunan yang dilakukan dalam hitungan hari seperti yang dilakukan Jepang dan China bukanlah sebuah impian semata.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut perlu strategi dalam mendukung industri jasa konstruksi nasional di tengah tekanan ekonomi global.

“Salah satu langkah strategisnya, di tengah kondisi tekanan ekonomi global, harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah dengan para pelaku industri, sehingga sektor ini mampu tumbuh positif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI), beberapa waktu lalu.

Baca juga: Waskita Karya terus perluas bisnis luar negeri

Agus menyebutkan, beberapa sektor industri yang merupakan pendukung jasa sektor konstruksi, antara lain adalah industri semen. Sektor ini sudah memiliki kemampuan kapasitas nasional sebesar 120 juta ton per tahun. Selain itu, industri keramik yang kapasitasnya telah mencapai 550 juta meter persegi.

“Namun demikian, kami terus dorong untuk semakin meningkatkan permintaan di pasar domestik bagi sektor-sektor tersebut. Sektor lain seperti industri kaca, yang kapasitasnya juga sudah mencukupi, dan industri baja secara bertahap akan mewujudkan Indonesia sebagai negara penghasil baja sebesar 10 juta ton per tahun,” paparnya.

Menperin optimistis, sektor-sektor industri pendukung jasa konstruksi akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. Pada triwulan III tahun 2019, sektor konstruksi menyumbang sebesar 10,60 persen terhadap PDB nasional.