PUPR bangun jalan layang atasi kemacetan perlintasan sebidang kereta
18 Februari 2020 13:42 WIB
Pembangunan jalan layang Purwosari di Kota Solo yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan akibat adanya perlintasan sebidang rel kereta Solo-Yogyakarta. ANTARA/HO-Kementerian PUPR
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membangun jalan layang Purwosari di Kota Solo, Jawa Tengah, yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan akibat adanya perlintasan sebidang rel kereta Solo-Yogyakarta.
"Kami ditugasi untuk memperbaiki atau mensterilkan kurang lebih sekitar 500 perlintasan sebidang dengan jalan raya di sepanjang perlintasan rel kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Kami akan membangun jalan layang dan jalan permukaan tanah hingga jembatan penyeberangan orang termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Pembangunan jalan layang itu merupakan salah satu program sterilisasi hingga sekitar 500 perlintasan jalan dan kereta yang dilakukan Kementerian PUPR untuk mendukung proyek The Java Northline Upgrading Project yang akan mengembangkan jalur kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya.
Selain itu, pembangunan tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi pada jam sibuk di Jalan Slamet Riyadi yang dilalui arus lalu lintas dari arah Kartosuro (Yogyakarta/Semarang) menuju pusat Kota Solo.
Jalan layang ini memiliki panjang 700 meter dengan jalan pendekat 202,4 meter (Barat) dan 240,68 meter (Timur). Pembangunan jalan layang dikerjakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan biaya Rp104,672 miliar.
Total penanganannya sepanjang 2.475 meter dengan 2 lajur 2 arah dengan bahu jalan yang masing-masing lajur memiliki lebar 3,5 meter, lebar marka double di median 0,30 meter, lebar bahu 2 meter, dan lebar trotoar 0,60 meter.
Konstruksi mulai dikerjakan setelah tanggal kontrak 8 Januari 2020 dengan memobilisasi alat berat dan fabrikasi besi di sisi timur dan barat rel, pengerjaan borpile, box pedestrian, dan pekerjaan struktur retaining wall. Hingga 14 Februari 2020, progres kontruksi mencapai 0,877 persen dari rencana 0,377 persen, dengan masa pelaksanaan 348 hari kalender sampai dengan 20 Desember 2020.
Dalam mendukung sterilisasi perlintasan jalan dan kereta, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Ditjen Bina Marga juga telah menyelesaikan pembangunan Flyover Manahan sepanjang 600 meter dengan lebar 9 meter.
Konstruksi menggunakan teknologi corrugated mortar busa Pusjatan yang merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang. Teknologi ini pernah digunakan sebelumnya oleh Kementerian PUPR dalam membangun jalan layang Antapani di Kota Bandung, Jawa barat yang diresmikan tahun 2017.
Baca juga: Jembatan Layang Purwosari ditargetkan selesai 3 Desember 2020
"Kami ditugasi untuk memperbaiki atau mensterilkan kurang lebih sekitar 500 perlintasan sebidang dengan jalan raya di sepanjang perlintasan rel kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Kami akan membangun jalan layang dan jalan permukaan tanah hingga jembatan penyeberangan orang termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Pembangunan jalan layang itu merupakan salah satu program sterilisasi hingga sekitar 500 perlintasan jalan dan kereta yang dilakukan Kementerian PUPR untuk mendukung proyek The Java Northline Upgrading Project yang akan mengembangkan jalur kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya.
Selain itu, pembangunan tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi pada jam sibuk di Jalan Slamet Riyadi yang dilalui arus lalu lintas dari arah Kartosuro (Yogyakarta/Semarang) menuju pusat Kota Solo.
Jalan layang ini memiliki panjang 700 meter dengan jalan pendekat 202,4 meter (Barat) dan 240,68 meter (Timur). Pembangunan jalan layang dikerjakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan biaya Rp104,672 miliar.
Total penanganannya sepanjang 2.475 meter dengan 2 lajur 2 arah dengan bahu jalan yang masing-masing lajur memiliki lebar 3,5 meter, lebar marka double di median 0,30 meter, lebar bahu 2 meter, dan lebar trotoar 0,60 meter.
Konstruksi mulai dikerjakan setelah tanggal kontrak 8 Januari 2020 dengan memobilisasi alat berat dan fabrikasi besi di sisi timur dan barat rel, pengerjaan borpile, box pedestrian, dan pekerjaan struktur retaining wall. Hingga 14 Februari 2020, progres kontruksi mencapai 0,877 persen dari rencana 0,377 persen, dengan masa pelaksanaan 348 hari kalender sampai dengan 20 Desember 2020.
Dalam mendukung sterilisasi perlintasan jalan dan kereta, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Ditjen Bina Marga juga telah menyelesaikan pembangunan Flyover Manahan sepanjang 600 meter dengan lebar 9 meter.
Konstruksi menggunakan teknologi corrugated mortar busa Pusjatan yang merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang. Teknologi ini pernah digunakan sebelumnya oleh Kementerian PUPR dalam membangun jalan layang Antapani di Kota Bandung, Jawa barat yang diresmikan tahun 2017.
Baca juga: Jembatan Layang Purwosari ditargetkan selesai 3 Desember 2020
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: