Solok Selatan, Sumbar (ANTARA) - PT Supreme Energy berkomitmen meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia guna mewujudkan target bauran energi pemerintah pada 2025.

Founder & Chairman Supreme Energy Supramu Santosa saat konferensi pers peresmian pengoperasian PLTP Muara Laboh Tahap 1 berkapasitas 85 MW di Solok Selatan, Sumatera Barat, Senin, mengatakan pihaknya sudah bersiap untuk mengembangkan Muara Laboh Tahap 2 dengan rencana kapasitas 65 MW.

"Kami langsung bekerja lagi menyiapkan PLTP Muara Laboh 2," katanya.

PLTP Muara Laboh dikembangkan Supreme melalui PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), yang merupakan perusahaan patungan Supreme Energy, ENGIE dari Perancis, dan Sumitomo Corp asal Jepang. Dengan kapasitas 85 MW, pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) tersebut mampu memasok daya listrik untuk 340.000 rumah tangga khususnya di Solok Selatan dan daerah lainnya.

Baca juga: Supreme Energy resmikan pengoperasian PLTP Muara Laboh 85 MW

Selain meningkatkan keandalan pasokan, tambahan daya 85 MW juga meningkatkan porsi bauran EBT sebesar 1,92 persen di Sumatera atau 1,94 persen di Sumbar.

Supramu menyampaikan terima kasihnya atas komitmen, dukungan, dan kerja keras semua pihak sehingga PLTP Muara Laboh dapat beroperasi.

"PLTP ini akan menggerakkan perekonomian khususnya di Solok Selatan dan Sumbar," katanya.

Saat konstruksi lalu, proyek menyerap setidaknya 1.800 tenaga kerja. PLTP Muara Laboh juga merupakan contoh sinergi yang baik antara perusahaan nasional dan multinasional, sekaligus bukti kepercayaan internasional kepada Indonesia.

Baca juga: PT Supreme Energy Muaro Labuah siapkan produksi tahap dua 65 MW

Sementara itu, CEO SEML Nisriyanto mengatakan saat ini, pihaknya tengah dalam pembicaraan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) Muara Laboh 2 dengan PT PLN (Persero).

"Kami targetkan PPA Muara Laboh 2 rampung tahun ini dan selanjutnya bisa operasi pada 2024," katanya.

Supreme berencana mengebor sedikitnya lima sumur pengembangan di proyek Muara Laboh 2.

Baca juga: PLTP di Solok Selatan bakal beroperasi Oktober 2019

Untuk PLTP Muara Laboh 1, SEML mengebor 18 sumur yang terdiri atas enam sumur eksplorasi dan 12 sumur produksi masing-masing sembilan sumur pengembangan dan tiga sumur injeksi.

Supramu juga mengatakan saat bersamaan, Supreme juga sedang membangun PLTP Rantau Dedap berkapasitas 90 MW di Sumatera Selatan.

Proyek yang digarap PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) dijadwalkan selesai akhir 2020. Untuk menyelesaikan proyek ini, SERD menyiapkan sekitar 700 juta dolar AS.

Baca juga: Pengembangan PLTP Muara Laboh II dimulai tahun ini

Selain itu, melalui PT Supreme Energy Rajabasa (SERB), Supreme juga sedang mempersiapkan eksplorasi panas bumi Wilayah Kerja Gunung Rajabasa di Lampung Selatan.

Kegiatan eksplorasi akan dimulai segera setelah negoisasi perpanjangan PPA dengan PLN selesai.

"Target eksplorasi Rajabasa tahun ini," kata Supramu.

Sama seperti SEML, SERB juga perusahaan patungan Supreme, ENGIE, dan Sumitomo. Sedangkan SERD adalah patungan Supreme, ENGIE, dan Marubeni Corp serta Tohoku Electric Power dari Jepang.

Baca juga: Sumbar dapat suplai listrik tambahan 85 MW dari PLTP Muara Laboh