Gunungsindur (ANTARA) - Yusuf Azhar (21), warga Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama dua pekan berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, saat virus corona baru menimbulkan wabah penyakit yang disebut Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

"Kita di asrama sekitar dua minggu, lokasinya (wabah COVID-19) lumayan dekat dari tempat saya, tapi karena kita selalu memakai masker dan menjaga kesehatan, Alhamdulillah semua aman," kata Yusuf, mahasiswa jurusan ekonomi di Central China Normal University di Wuhan.

Di rumah keluarganya di Bogor, Minggu (16/2), anak dari pasangan Cik Nang dan Apriliya itu menuturkan bahwa Kota Wuhan sangat sepi saat COVID-19 mewabah karena akses keluar masuk kota itu sangat dibatasi.

Pembatasan tersebut membuat Yusuf dan mahasiswa lain lebih banyak tinggal di asrama. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu di dalam kamar. Hanya sesekali keluar untuk membeli stok bahan makanan.

"Kita keluar hanya membeli bahan pokok dan kebutuhan lainnya untuk dua hingga tiga hari ke depan," kata Yusuf.

Yusuf memilih memasak makanannya sendiri dan mengaku sangat berhati-hati dalam memilih bahan makanan yang akan dimasak.

"Kita di sana menjauhi makanan dari restoran dan memang restoran juga pada tutup. Kita beli bahan mentah terus diolah sendiri di asrama sama mahasiswa Indonesia," kata Yusuf.

Bersama warga negara Indonesia yang lain, Yusuf dievakuasi dari Wuhan pada awal Februari 2020. Mereka tiba di Indonesia pada 2 Februari dengan fasilitas dari pemerintah.

Setibanya di Indonesia, Yusuf dan warga negara Indonesia lain yang dipulangkan dari Wuhan harus menjalani observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau. Mereka kembali ke daerah asal masing-masing setelah masa observasi berakhir pada 15 Februari 2020.

Baca juga:
Usai jalani observasi di Natuna, Yusuf mulai lanjutkan kuliah
Bupati Bogor imbau warga tak khawatir terkait kepulangan warga dari Wuhan