Pelatihan jurnalisme warga dan dialog kebangsaan digelar PPI UniSZA
17 Februari 2020 05:11 WIB
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Terengganu, Malaysia mengadakan kegiataan pelatihan jurnalisme warga dan dialog kebanggsaan di Ruang Pascasarjana UniSZA Kampus Gong Badak Terengganu Minggu (15/2/2020). (FOTO ANTARA/HO-PPI UnisZA)
Kuala Lumpur (ANTARA) - Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Terengganu, Malaysia mengadakan kegiataan pelatihan jurnalisme warga dan dialog kebangsaan di perguruan tinggi negeri jiran itu, Minggu (15/2).
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Pascasarjana UniSZA Kampus Gong Badak Terengganu itu diikuti oleh seluruh mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Terengganu tersebut disiarkan secara langsung melalui Facebook dan Instragram PPI.
Dalam pelatihan jurnalisme warga itu PPI mengundang Dedi Iskamto, wartawan di berbagai media yang juga mahasiswa S3 UniSZA sebagai narasumber.
Ia menjelaskan tentang pertumbuhan jurnalisme warga yang disertai dengan pesatnya pertumbuhan teknologi informasi di mana saat ini setiap orang bisa menjadi jurnalis melalui kanal Youtube, Instragram, Facebook, blog dan lain-lain.
Namun demikian, kata dia, hal ini tidak disertai dengan kemampuan dan etika jurnalistik sehingga banyak orang yang akhirnya berhadapan dengan hukum.
"Saat ini setiap orang dengan kemudahan teknologi bisa menjadi seorang jurnalis tetapi banyak yang tidak memahami etika bagaimana menjadi jurnalis yang baik, yang objektif dan bertanggung jawab," katanya.
Dia mengharapkan pelatihan tersebut mampu memberikan inspirasi untuk menjadi jurnalis warga yang bermutu dan bertanggung jawab.
Sedangkan dialog kebangsaan mengambil tema "Identitas Politik dan Pengelolaan Perbatasan".
Materi ini disampaikan oleh Suyito, Direktur Inspire, yang juga mahasiswa S3 UniSZA.
Dalam materinya Suyito banyak menyampaikan hasil penelitiannya tentang kondisi di perbatasan Indonesia-Malaysia di mana banyak sekali kekurangan dan perlu perhatian lebih dari pemerintah karena perbatasan adalah teras dari negara.
Dia mengharapkan bukan hanya pembangunan fisik tetapi juga pembangunan jiwa serta peningkatan kapasitas manusia sehingga mampu bersaing dengan negara tetangga.
Sekretaris Umum PPI UniSZA M. Denni menyampakan bahwa diskusi tersebuti sudah menjadi agenda rutin PPI UniSZA yang belum lama terbentuk.
Dia mengharapkan dengan adanya kegiatan ini akan memancing minat para pelajar Indonesia di UniSZA untuk aktif dan mendapatkan ilmu selain dari kelas kuliah.
"Kami berharap agar kegiatan seperti ini terus berlanjut demi kebersamaan dan peningkatkan kapasitas pelajar Indonesia di Malaysia," demikian M Denni.
Baca juga: Mahasiswa UniSZA luncurkan "Cahaya Akhlak" saat Maulid Nabi
Baca juga: Kongres XXI pilih Muhammad Rajiv Syarif Ketum PPI Malaysia 2019-2020
Baca juga: PPI Malaysia gelar Asean Youth Conference
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Pascasarjana UniSZA Kampus Gong Badak Terengganu itu diikuti oleh seluruh mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Terengganu tersebut disiarkan secara langsung melalui Facebook dan Instragram PPI.
Dalam pelatihan jurnalisme warga itu PPI mengundang Dedi Iskamto, wartawan di berbagai media yang juga mahasiswa S3 UniSZA sebagai narasumber.
Ia menjelaskan tentang pertumbuhan jurnalisme warga yang disertai dengan pesatnya pertumbuhan teknologi informasi di mana saat ini setiap orang bisa menjadi jurnalis melalui kanal Youtube, Instragram, Facebook, blog dan lain-lain.
Namun demikian, kata dia, hal ini tidak disertai dengan kemampuan dan etika jurnalistik sehingga banyak orang yang akhirnya berhadapan dengan hukum.
"Saat ini setiap orang dengan kemudahan teknologi bisa menjadi seorang jurnalis tetapi banyak yang tidak memahami etika bagaimana menjadi jurnalis yang baik, yang objektif dan bertanggung jawab," katanya.
Dia mengharapkan pelatihan tersebut mampu memberikan inspirasi untuk menjadi jurnalis warga yang bermutu dan bertanggung jawab.
Sedangkan dialog kebangsaan mengambil tema "Identitas Politik dan Pengelolaan Perbatasan".
Materi ini disampaikan oleh Suyito, Direktur Inspire, yang juga mahasiswa S3 UniSZA.
Dalam materinya Suyito banyak menyampaikan hasil penelitiannya tentang kondisi di perbatasan Indonesia-Malaysia di mana banyak sekali kekurangan dan perlu perhatian lebih dari pemerintah karena perbatasan adalah teras dari negara.
Dia mengharapkan bukan hanya pembangunan fisik tetapi juga pembangunan jiwa serta peningkatan kapasitas manusia sehingga mampu bersaing dengan negara tetangga.
Sekretaris Umum PPI UniSZA M. Denni menyampakan bahwa diskusi tersebuti sudah menjadi agenda rutin PPI UniSZA yang belum lama terbentuk.
Dia mengharapkan dengan adanya kegiatan ini akan memancing minat para pelajar Indonesia di UniSZA untuk aktif dan mendapatkan ilmu selain dari kelas kuliah.
"Kami berharap agar kegiatan seperti ini terus berlanjut demi kebersamaan dan peningkatkan kapasitas pelajar Indonesia di Malaysia," demikian M Denni.
Baca juga: Mahasiswa UniSZA luncurkan "Cahaya Akhlak" saat Maulid Nabi
Baca juga: Kongres XXI pilih Muhammad Rajiv Syarif Ketum PPI Malaysia 2019-2020
Baca juga: PPI Malaysia gelar Asean Youth Conference
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: