Pemkab-MVG kerja sama kembangkan pariwisata Mentok
16 Februari 2020 14:50 WIB
Napak tilas sejarah Perang Dunia II di Mentok dilaksanakan rutin anggota Malayan Volunteer Group (MVG). ANTARA/Donatus D.P./am.
Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjalin kerja sama dengan "Malayan Volunteer Group (MVG)" untuk mengembangkan pariwisata berbasis sejarah tragedi Perang Dunia II di Mentok.
"Pada kunjungan mereka tahun ini, kami sudah menjalin komunikasi dan akan segera melakukan penandatanganan kerja sama untuk melakukan beberapa hal sebagai bagian dari upaya pengembangan dan pembangunan kepariwisataan daerah," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Mentok, Minggu.
MVG merupakan organisasi nonpemerintah (lembaga swadaya masyarakat) Australia sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga para perawat angkatan darat Australia yang tewas dalam peristiwa Raji Beach, 16 Februari 1942 dan anggota keluarga penumpang kapal Vyner Brooke yang tenggelam dibom pesawat tempur Jepang pada 14 Februari 1942.
Para anggota MVG yang tersebar di Australia, Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya, setiap tahun, sejak 2013 melaksanakan napak tilas dan upacara penghormatan kepada para korban tragedi Perang Dunia II di Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
"Selama ini belum ada kerja sama antara pemkab dengan MVG, mereka menggelar acara tersebut secara mandiri, namun dengan adanya kerja sama di tahun ini kemungkinan mulai tahun depan kedatangan mereka bisa difasilitasi kebutuhannya," katanya.
Jalinan komunikasi dan kesepakatan awal dengan pihak MVG akan dapat memudahkan koordinasi, sedangkan pada tahun mendatang pemkab akan menyiapkan kegiatan dan rangkaian acara yang lebih detail serta tersusun.
Melalui kerja sama itu, kedua belah pihak juga akan memudahkan koordinasi teknis dengan berbagai pihak di Provinsi Kepulauan Bangka Barat agar bisa bersama-sama mendorong kunjungan tersebut menjadi kegiatan rutin dan agenda kepariwisataan daerah.
Selain itu, katanya, memudahkan dalam mendorong komunikasi efektif dengan Pemprov Babel terkait dengan percepatan perizinan pemanfaatan lahan sekitar Pantai Radji agar dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di Bangka Barat.
Baca juga: Menggelorakan semangat "Van Bangka begint de victorie"
Menurut dia, ikatan emosional antara Mentok dengan para anggota keluarga korban Perang Dunia II merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan dalam upaya pengembangan kepariwisataan daerah.
"Pola ini akan kami lakukan agar momentum peringatan tragedi kemanusiaan tersebut bisa memberikan manfaat terbesar bagi kedua belah pihak, terutama untuk warga di daerah itu," katanya.
Dalam kunjungan rutin setiap Februari sejak 2013 ke Mentok, para anggota MVG melakukan napak tilas ke sejumlah lokasi bersejarah yang berkaitan dengan peristiwa Perang Dunia II, antara lain Pantai Penumpak atau Radji, Sungai Menjelang, eks-kamp perempuan, sekitar kota Mentok lama dan bekas komplek permakaman Kristen.
Selanjutnya, mereka menggelar upacara tabur bunga di Pantai Radji dan monumen peringatan perawat angkatan darat Australia di Tanjungkalian.
Mentok, salah satu tujuan wisata lawatan peringatan Perang Dunia II di Asia Tenggara, dinilai cukup berkontribusi terhadap perkembangan pembangunan kepariwisataan Bangka Barat.
"Wisatawan minat khusus ini akan meningkatkan jumlah hunian hotel, usaha jasa makan-minum dan jasa transportasi," katanya.
Selain itu, para anggota MVG dan para petinggi kedutaan besar warga negara terkait, juga memberikan bantuan ke sekolah berbasis sejarah dan panti asuhan Mentok.
"Kedatangan secara rutin para keluarga korban dan pejabat kedutaan besar negara sahabat di Mentok ternyata juga diminati oleh usahawan lokal dengan rencana pengembangan atas destinasi wisata di sekitar Pantai Penumpak (Radji)," katanya.
Beberapa usulan pemanfaatan ruang di sekitar Pantai Penumpak akan dikembangkan sebagai objek destinasi wisata, namun selama ini masih terkendala izin pemanfaatan kawasan hutan lindung pantai.
"Kewenangan izin pemanfaatan kawasan hutan lindung merupakan kewenangan Pemprov Babel, termasuk rencana pembangunan jalan menuju ke area tersebut," katanya.
Baca juga: Keluarga korban Perang Dunia II napak tilas di Mentok
"Pada kunjungan mereka tahun ini, kami sudah menjalin komunikasi dan akan segera melakukan penandatanganan kerja sama untuk melakukan beberapa hal sebagai bagian dari upaya pengembangan dan pembangunan kepariwisataan daerah," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Mentok, Minggu.
MVG merupakan organisasi nonpemerintah (lembaga swadaya masyarakat) Australia sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga para perawat angkatan darat Australia yang tewas dalam peristiwa Raji Beach, 16 Februari 1942 dan anggota keluarga penumpang kapal Vyner Brooke yang tenggelam dibom pesawat tempur Jepang pada 14 Februari 1942.
Para anggota MVG yang tersebar di Australia, Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya, setiap tahun, sejak 2013 melaksanakan napak tilas dan upacara penghormatan kepada para korban tragedi Perang Dunia II di Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
"Selama ini belum ada kerja sama antara pemkab dengan MVG, mereka menggelar acara tersebut secara mandiri, namun dengan adanya kerja sama di tahun ini kemungkinan mulai tahun depan kedatangan mereka bisa difasilitasi kebutuhannya," katanya.
Jalinan komunikasi dan kesepakatan awal dengan pihak MVG akan dapat memudahkan koordinasi, sedangkan pada tahun mendatang pemkab akan menyiapkan kegiatan dan rangkaian acara yang lebih detail serta tersusun.
Melalui kerja sama itu, kedua belah pihak juga akan memudahkan koordinasi teknis dengan berbagai pihak di Provinsi Kepulauan Bangka Barat agar bisa bersama-sama mendorong kunjungan tersebut menjadi kegiatan rutin dan agenda kepariwisataan daerah.
Selain itu, katanya, memudahkan dalam mendorong komunikasi efektif dengan Pemprov Babel terkait dengan percepatan perizinan pemanfaatan lahan sekitar Pantai Radji agar dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di Bangka Barat.
Baca juga: Menggelorakan semangat "Van Bangka begint de victorie"
Menurut dia, ikatan emosional antara Mentok dengan para anggota keluarga korban Perang Dunia II merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan dalam upaya pengembangan kepariwisataan daerah.
"Pola ini akan kami lakukan agar momentum peringatan tragedi kemanusiaan tersebut bisa memberikan manfaat terbesar bagi kedua belah pihak, terutama untuk warga di daerah itu," katanya.
Dalam kunjungan rutin setiap Februari sejak 2013 ke Mentok, para anggota MVG melakukan napak tilas ke sejumlah lokasi bersejarah yang berkaitan dengan peristiwa Perang Dunia II, antara lain Pantai Penumpak atau Radji, Sungai Menjelang, eks-kamp perempuan, sekitar kota Mentok lama dan bekas komplek permakaman Kristen.
Selanjutnya, mereka menggelar upacara tabur bunga di Pantai Radji dan monumen peringatan perawat angkatan darat Australia di Tanjungkalian.
Mentok, salah satu tujuan wisata lawatan peringatan Perang Dunia II di Asia Tenggara, dinilai cukup berkontribusi terhadap perkembangan pembangunan kepariwisataan Bangka Barat.
"Wisatawan minat khusus ini akan meningkatkan jumlah hunian hotel, usaha jasa makan-minum dan jasa transportasi," katanya.
Selain itu, para anggota MVG dan para petinggi kedutaan besar warga negara terkait, juga memberikan bantuan ke sekolah berbasis sejarah dan panti asuhan Mentok.
"Kedatangan secara rutin para keluarga korban dan pejabat kedutaan besar negara sahabat di Mentok ternyata juga diminati oleh usahawan lokal dengan rencana pengembangan atas destinasi wisata di sekitar Pantai Penumpak (Radji)," katanya.
Beberapa usulan pemanfaatan ruang di sekitar Pantai Penumpak akan dikembangkan sebagai objek destinasi wisata, namun selama ini masih terkendala izin pemanfaatan kawasan hutan lindung pantai.
"Kewenangan izin pemanfaatan kawasan hutan lindung merupakan kewenangan Pemprov Babel, termasuk rencana pembangunan jalan menuju ke area tersebut," katanya.
Baca juga: Keluarga korban Perang Dunia II napak tilas di Mentok
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: