Cirebon (ANTARA) - Petani tebu rakyat di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berharap Pabrik Gula Sindanglaut tetap beroperasi, karena jika ditutup, maka mereka akan kehilangan mata pencahariannya.

Kepala Desa Japura Bakti, Kabupaten Cirebon, Haerudin di Cirebon, Jabar, Sabtu, mengatakan penutupan PG Sindanglaut, yang berada di bawah PG Rajawali II itu, akan membuat banyak warga yang selama ini bergantung pada tanaman tebu, kehilangan mata pencaharian. Pabrik itu telah menjadi tumpuan ribuan warga setempat.

"Kalau di Desa Japura Bakti, yang bergantung pada PG Sindanglaut itu ada sekitar 200 orang, baik petani tebu maupun pekerjanya," katanya.

Baca juga: PG Sindanglaut tutup giling, petani tebu Cirebon resah

Selain itu, lanjut Haerudin, lahan yang berada di sekitar Japura Bakti juga rata-rata ditanami tebu, sebab hanya komoditas inilah yang cocok ditanam dan menguntungkan.

Lahan di daerah tersebut merupakan tadah hujan, sehingga ketika ditanam padi juga hanya satu kali saja dan tentu tidak menguntungkan bagi warga.

"Saat ini saja dengan adanya rencana penutupan PG Sindanglaut, lahan di sini banyak yang tidak diurus lagi, makanya kami berharap bisa terus dioperasikan," ujarnya.

Tidak hanya di Desa Japura Bakti yang akan dirugikan dengan adanya penutupan PG Sindanglaut, di Desa Kanci juga mengalami hal yang sama. Saat ini, tanah kas desa seluas 41 hektare sudah tidak laku lagi.

"Jadi pendapatan desa sudah tidak ada lagi, karena lahan bengkok atau kas desa tidak laku," kata Sekretaris Desa Kanci Darma Saputra.

Sementara Ketua Forum Petani Tebu Sindanglaut, Kabupaten Cirebon, Mae Azhar mengatakan petani tebu khawatir dengan masa depan komoditas yang menjadi andalan tersebut.

"Informasi yang kami dapat PG Sindanglaut akan ditutup untuk giling tahun ini," katanya.

Menurut dia, PG Sindanglaut telah menjadi tumpuan para petani tebu di enam kecamatan, sehingga rencana penutupannya akan membuat mereka resah.

Selama ini lahan yang berada di Kecamatan Lemahabang, Mundu, Greged, Karangsuwung, Pengenaan dan Japura paling cocok ditanami tebu.

"Lahan di enam kecamatan ini memang cocoknya ditanami tebu, karena ketika ditanami padi hanya satu kali panen saja," ujarnya.

Baca juga: Peneliti desak kebijakan impor gula betul-betul dievaluasi
Baca juga: Menteri BUMN kunjungi pabrik gula Sindanglaut Cirebon