Turki klaim telah penuhi tanggung jawabnya di Idlib sesuai kesepakatan
15 Februari 2020 19:53 WIB
Pemandangan truk-truk yang membawa barang-barang milik warga Suriah yang terlantar, terlihat di kota Sarmada di provinsi Idlib, Suriah, (28/1/2020). ANTARA/REUTERS/Khalil Ashawi//aa.
Ankara (ANTARA) - Turki memenuhi tanggung jawabnya di kawasan Idlib Suriah sesuai dengan kesepakatan de-eskalasi dengan Rusia dan Iran, demikian Wakil Presiden Fuat Oktay pada Sabtu, setelah peningkatan kekerasan dalam beberapa hari terakhir.
Turki dan Rusia, yang mendukung pihak lawan dalam konflik tersebut, pada 2018 sepakat untuk membentuk zona de-eskalasi di kawasan Idlib. Namun ofensif pemerintah Suriah merusak kerja sama rapuh antara Ankara dan Moskow,
Ankara mengaku akan menggunakan kekuatan militer untuk mengusir pasukan Suriah kecuali mereka mundur hingga akhir Februari. Presiden Tayyip Erdogan mengancam bakal menyerang pasukan pemerintah Suriah di mana pun di Suriah, jika ada lagi tentara Turki yang terluka.
Rusia, yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengatakan Turki melanggar kesepakatan yang dicapai dengan Moskow dan memperburuk keadaan di Idlib. Kremlin menyebutkan Ankara gagal menetralisir petempur di lokasi tersebut.
Sementara itu, Oktay mengatakan kepada media NTV bahwa Turki bertekad memukul mundur pasukan Suriah di Idlib dan Ankara secara tegas menyampaikan sikapnya tentang Idlib kepada Moskow dalam pembicaraan tersebut.
"Kita tidak bisa menutup mata atas kekejaman yang terjadi pada tetangga kita," kata Oktay, menambahkan bahwa Turki, yang menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah, tidak mampu menangani arus migran baru dari Idlib, di mana ratusan ribu orang terlantar.
"Turki memenuhi tanggung jawabnya di Idlib. Sejumlah pos pemantauan kami kini jatuh ke daerah-daerah yang dikuasai rezim (Suriah)," katanya, mengacu pada pos pemantauan militer Turki di Idlib, yang dibentuk berdasarkan perjanjian 2018.
Dalam tanggapan yang jelas terhadap kritikan Rusia pada Kamis, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan Turki akan menggunakan kekuatan melawan kelompok pemberontak yang melanggar gencatan senjata pada 12 Januari di Idlib dan Ankara akan mengirim bala bantuan untuk mengendalikan Idlib.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Minggu selama Konferensi Keamanan Munchen, seperti dilansir Kantor Berita Interfax.
Sumber: Reuters
Baca juga: Turki akan serang pasukan Suriah jika ada lagi tentaranya yang terluka
Baca juga: Kremlin kepada Turki: Tolong hentikan serangan di Idlib Suriah
Baca juga: Delegasi Rusia ke Turki bicarakan serangan di Idlib, Suriah
Turki dan Rusia, yang mendukung pihak lawan dalam konflik tersebut, pada 2018 sepakat untuk membentuk zona de-eskalasi di kawasan Idlib. Namun ofensif pemerintah Suriah merusak kerja sama rapuh antara Ankara dan Moskow,
Ankara mengaku akan menggunakan kekuatan militer untuk mengusir pasukan Suriah kecuali mereka mundur hingga akhir Februari. Presiden Tayyip Erdogan mengancam bakal menyerang pasukan pemerintah Suriah di mana pun di Suriah, jika ada lagi tentara Turki yang terluka.
Rusia, yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengatakan Turki melanggar kesepakatan yang dicapai dengan Moskow dan memperburuk keadaan di Idlib. Kremlin menyebutkan Ankara gagal menetralisir petempur di lokasi tersebut.
Sementara itu, Oktay mengatakan kepada media NTV bahwa Turki bertekad memukul mundur pasukan Suriah di Idlib dan Ankara secara tegas menyampaikan sikapnya tentang Idlib kepada Moskow dalam pembicaraan tersebut.
"Kita tidak bisa menutup mata atas kekejaman yang terjadi pada tetangga kita," kata Oktay, menambahkan bahwa Turki, yang menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah, tidak mampu menangani arus migran baru dari Idlib, di mana ratusan ribu orang terlantar.
"Turki memenuhi tanggung jawabnya di Idlib. Sejumlah pos pemantauan kami kini jatuh ke daerah-daerah yang dikuasai rezim (Suriah)," katanya, mengacu pada pos pemantauan militer Turki di Idlib, yang dibentuk berdasarkan perjanjian 2018.
Dalam tanggapan yang jelas terhadap kritikan Rusia pada Kamis, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan Turki akan menggunakan kekuatan melawan kelompok pemberontak yang melanggar gencatan senjata pada 12 Januari di Idlib dan Ankara akan mengirim bala bantuan untuk mengendalikan Idlib.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Minggu selama Konferensi Keamanan Munchen, seperti dilansir Kantor Berita Interfax.
Sumber: Reuters
Baca juga: Turki akan serang pasukan Suriah jika ada lagi tentaranya yang terluka
Baca juga: Kremlin kepada Turki: Tolong hentikan serangan di Idlib Suriah
Baca juga: Delegasi Rusia ke Turki bicarakan serangan di Idlib, Suriah
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: