Tangani karhutla, BMKG tertarik aplikasi dashboard lancang kuning
15 Februari 2020 13:51 WIB
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi melakukan pemantauan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menggunakan sistem Dashboard Lancang Kuning yang dikembangkan Polda Riau, di Pekanbaru, Sabtu (25/1/2020). ANTARA FOTO/FB Anggoro/hp.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau, Marzuki menyatakan pihaknya tertarik dengan aplikasi Dashboard Lancang Kuning milik Polda Riau karena aplikasi tersebut cukup update dan banyak informasi tersedia tentang karhutla.
Dalam memaparkan permasalahan kebakaran hutan dan lahan, menurut dia, BMKG telah membuat peta rawan kebakaran hutan dan lahan.
"Pada tahun ini kami memprediksi musim kemarau masih dalam kapasitas normal. Puncak musim kemarau di Riau terjadi di bulan Juli dan Agustus, Bulan September masuk ke musim peralihan. Curah hujan yang tinggi di Provinsi Riau terjadi di wilayah Riau bagian barat seperti di Rohul dan Kampar," ujar Marzuki dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Sabtu.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi bertajuk Prediksi Titik Api dan Kebakaran Hutan Riau di Mapolda Riau.
Baca juga: Kapolda Riau pakai teknologi Dashboard Lancang Kuning atasi karhutla
Baca juga: Efektif tangani karhutla Gubernur Riau minati inovasi milik polda
Hal senada juga diutarakan Sinta Haryati Silvana dari Pusat Studi Bencana UNRI yang mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi aplikasi Dashboard Lancang Kuning, mengingat sistemnya yang sangat bagus dalam penanganan darurat karhutla.
"Saya juga berharap agar aplikasi Dasboard Lancang Kuning dapat dikolaborasi dengan prediksi yang sudah disampaikan oleh para peneliti sehingga aplikasi ini menjadi lebih kaya dengan data dan dapat memprediksi dengan lebih akurat," ujar Sinta.
Sementara Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan Aplikasi Lancang Kuning bukan hanya untuk Polda Riau namun untuk masyarakat Riau, tempat menampung saran, ide dan tindakan. Kolaborasi dengan semua pihak, seperti yang disampaikan juga oleh rektor dan peneliti, menjadi hal yang penting.
Baca juga: Panglima TNI: Tim modifikasi cuaca segera ke Riau atasi Karhutla
Baca juga: Antisipasi karhutla Riau, pemerintah kirim tim hujan buatan
Agung juga berharap semoga semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat Riau menemukan formula yang tepat untuk membuat pekerjaan mencegah karhutla ini bisa selesai dengan baik.
"Diskusi ini adalah kolaborasi pertama kita. Dan kami harapkan ke depan, bisa kita lanjutkan dengan formulasi yang sudah didiskusikan ini. Kami mempersilakan relawan dan pusat studi bencana untuk menggunakan aplikasi ini dalam studinya di universitas," kata Agung.
Dalam kesempatan tersebut hadir, turut hadir Rektor UIN Suska Profesor Dr Ahmad Mujahidin, Direktur Pusat Studi Bencana Universitas Riau Sigit Sutikno, Kepala BPS Riau Misfaruddin dan Kepala Pusat Studi Ilmu Data UIN Suska, Beny Sukma Negara.
Baca juga: Riau tetapkan status siaga darurat Karhutla hingga Oktober 2020
Baca juga: Cegah karhutla, Polda Riau luncurkan aplikasi Lancang Kuning
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri apresiasi relawan karhutla Riau
Dalam memaparkan permasalahan kebakaran hutan dan lahan, menurut dia, BMKG telah membuat peta rawan kebakaran hutan dan lahan.
"Pada tahun ini kami memprediksi musim kemarau masih dalam kapasitas normal. Puncak musim kemarau di Riau terjadi di bulan Juli dan Agustus, Bulan September masuk ke musim peralihan. Curah hujan yang tinggi di Provinsi Riau terjadi di wilayah Riau bagian barat seperti di Rohul dan Kampar," ujar Marzuki dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Sabtu.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi bertajuk Prediksi Titik Api dan Kebakaran Hutan Riau di Mapolda Riau.
Baca juga: Kapolda Riau pakai teknologi Dashboard Lancang Kuning atasi karhutla
Baca juga: Efektif tangani karhutla Gubernur Riau minati inovasi milik polda
Hal senada juga diutarakan Sinta Haryati Silvana dari Pusat Studi Bencana UNRI yang mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi aplikasi Dashboard Lancang Kuning, mengingat sistemnya yang sangat bagus dalam penanganan darurat karhutla.
"Saya juga berharap agar aplikasi Dasboard Lancang Kuning dapat dikolaborasi dengan prediksi yang sudah disampaikan oleh para peneliti sehingga aplikasi ini menjadi lebih kaya dengan data dan dapat memprediksi dengan lebih akurat," ujar Sinta.
Sementara Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan Aplikasi Lancang Kuning bukan hanya untuk Polda Riau namun untuk masyarakat Riau, tempat menampung saran, ide dan tindakan. Kolaborasi dengan semua pihak, seperti yang disampaikan juga oleh rektor dan peneliti, menjadi hal yang penting.
Baca juga: Panglima TNI: Tim modifikasi cuaca segera ke Riau atasi Karhutla
Baca juga: Antisipasi karhutla Riau, pemerintah kirim tim hujan buatan
Agung juga berharap semoga semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat Riau menemukan formula yang tepat untuk membuat pekerjaan mencegah karhutla ini bisa selesai dengan baik.
"Diskusi ini adalah kolaborasi pertama kita. Dan kami harapkan ke depan, bisa kita lanjutkan dengan formulasi yang sudah didiskusikan ini. Kami mempersilakan relawan dan pusat studi bencana untuk menggunakan aplikasi ini dalam studinya di universitas," kata Agung.
Dalam kesempatan tersebut hadir, turut hadir Rektor UIN Suska Profesor Dr Ahmad Mujahidin, Direktur Pusat Studi Bencana Universitas Riau Sigit Sutikno, Kepala BPS Riau Misfaruddin dan Kepala Pusat Studi Ilmu Data UIN Suska, Beny Sukma Negara.
Baca juga: Riau tetapkan status siaga darurat Karhutla hingga Oktober 2020
Baca juga: Cegah karhutla, Polda Riau luncurkan aplikasi Lancang Kuning
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri apresiasi relawan karhutla Riau
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: