Wapres: Satu Juta Rumah harus ditingkatkan untuk kurangi "backlog"
15 Februari 2020 13:41 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyaksikan pameran properti usai membuka Indonesia Properti Expo (IPEX) Tahun 2020 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Sabtu. (Asdep Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Setwapres)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan program "Satu Juta Rumah" harus terus ditingkatkan target capaiannya setiap tahun guna mengurangi angka backlog hunian, yakni kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah warga yang membutuhkan rumah.
"Saya apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya untuk mengurangi angka backlog perumahan di Indonesia. Kita bersyukur capaian Program Satu Juta Rumah dalam dua tahun terakhir mencapai angka di atas 1 juta unit. Namun, capaian tersebut masih perlu ditingkatkan," kata Wapres Ma'ruf saat membuka Indonesia Properti Expo (IPEX) Tahun 2020 di Jakarta Convention Center Senayan, Sabtu.
Jumlah target capaian program pembangunan hunian layak dan terjangkau itu akan terus ditingkatkan setiap tahunnya karena angka laju pertumbuhan penduduk terus meningkat, sehingga jumlah keluarga baru yang memerlukan rumah juga bertambah, kata Ma'ruf Amin.
Baca juga: Wapres harap RUU "Omnibus Law" dan "OSS" percepat pembangunan hunian
"Kenapa masih perlu ditingkatkan? Karena angka laju pertumbuhan keluarga yang baru terus meningkat, terlebih dengan adanya fenomena bonus demografi di Indonesia sampai dengan tahun 2030," ucapnya menjelaskan.
Sebelumnya, Wapres menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase keluarga yang memiliki rumah mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 82,63 persen menjadi 80,02 persen pada 2018. Penurunan tersebut menunjukkan jumlah masyarakat yang memerlukan rumah semakin tinggi.
Tingginya jumlah masyarakat yang memerlukan tempat tinggal diprediksi akan terus meningkat hingga 2030, dimana Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada penduduk usia tidak produktif.
Program Satu Juta Rumah, yang digagas Pemerintah sejak tahun 2015. Pada 2019, Pemerintah menargetkan rumah layak dan terjangkau yang terbangun sebanyak 1,25 juta unit.
Baca juga: Wapres minta pengembang properti perhatikan aspek sosial-lingkungan
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jumlah rumah terbangun dalam program tersebut mencapai 1.257.852 unit; dengan rincian 945.161 unit di antaranya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 312.691 unit untuk non-MBR.
Dengan kondisi ekonomi yang terpengaruh krisis global, seperti perang dagang Amerika Serikat-China, eskalasi ketegangan di Timur Tengah dan juga penyebaran virus Corona; Wapres berharap sektor industri properti dapat bertahan dalam mendukung Pemerintah mencapai target penyediaan rumah layak huni dan terjangkau bagi masyarakat.
Baca juga: Wapres: Khatib harus bersertifikat dan berkomitmen kebangsaan
"Saya apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya untuk mengurangi angka backlog perumahan di Indonesia. Kita bersyukur capaian Program Satu Juta Rumah dalam dua tahun terakhir mencapai angka di atas 1 juta unit. Namun, capaian tersebut masih perlu ditingkatkan," kata Wapres Ma'ruf saat membuka Indonesia Properti Expo (IPEX) Tahun 2020 di Jakarta Convention Center Senayan, Sabtu.
Jumlah target capaian program pembangunan hunian layak dan terjangkau itu akan terus ditingkatkan setiap tahunnya karena angka laju pertumbuhan penduduk terus meningkat, sehingga jumlah keluarga baru yang memerlukan rumah juga bertambah, kata Ma'ruf Amin.
Baca juga: Wapres harap RUU "Omnibus Law" dan "OSS" percepat pembangunan hunian
"Kenapa masih perlu ditingkatkan? Karena angka laju pertumbuhan keluarga yang baru terus meningkat, terlebih dengan adanya fenomena bonus demografi di Indonesia sampai dengan tahun 2030," ucapnya menjelaskan.
Sebelumnya, Wapres menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase keluarga yang memiliki rumah mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 82,63 persen menjadi 80,02 persen pada 2018. Penurunan tersebut menunjukkan jumlah masyarakat yang memerlukan rumah semakin tinggi.
Tingginya jumlah masyarakat yang memerlukan tempat tinggal diprediksi akan terus meningkat hingga 2030, dimana Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada penduduk usia tidak produktif.
Program Satu Juta Rumah, yang digagas Pemerintah sejak tahun 2015. Pada 2019, Pemerintah menargetkan rumah layak dan terjangkau yang terbangun sebanyak 1,25 juta unit.
Baca juga: Wapres minta pengembang properti perhatikan aspek sosial-lingkungan
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jumlah rumah terbangun dalam program tersebut mencapai 1.257.852 unit; dengan rincian 945.161 unit di antaranya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 312.691 unit untuk non-MBR.
Dengan kondisi ekonomi yang terpengaruh krisis global, seperti perang dagang Amerika Serikat-China, eskalasi ketegangan di Timur Tengah dan juga penyebaran virus Corona; Wapres berharap sektor industri properti dapat bertahan dalam mendukung Pemerintah mencapai target penyediaan rumah layak huni dan terjangkau bagi masyarakat.
Baca juga: Wapres: Khatib harus bersertifikat dan berkomitmen kebangsaan
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020
Tags: