BAPETEN: Paparan radiasi di Serpong tidak akan meluas
15 Februari 2020 13:20 WIB
Tim medis dari Badan Pengawas Teknologi Nuklir (BAPETEN) melakukan melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan mobil pengangkut bahan radioaktif yang terkena radiasi nuklir saat geladi lapang penanggulangan Kedaruratan Nuklir atau Radiologi di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (6/12/2018). ANTARA/Muhammad Iqbal/hp.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Indra Gunawan mengatakan kontaminasi paparan radiasi nuklir yang ditemukan di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan tidak akan meluas.
"Kemungkinan tidak akan meluas. Hanya pada radius 10 meter kali 10 meter yang ada di lokasi saja," kata Indra saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Indra mengatakan BAPETEN dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) telah mengeruk tanah yang terkontaminasi hingga ketebalan 10 centimeter dan paparan radiasi di lokasi sudah menurun meskipun masih di atas ambang batas normal. "Bila diperlukan, maka tanah yang dikeruk akan lebih dalam," katanya.
Baca juga: BATAN bersihkan daerah terpapar radiasi nuklir di Serpong
Baca juga: BATAN kembangkan sistem pemantau radiasi lingkungan
Terkait dengan kondisi warga, Indra mengatakan BAPETEN dan BATAN memeriksa warga yang mau diperiksa secara sukarela untuk mengetahui apakah ada dampak terhadap warga.
"Warga yang diperiksa terutama yang tinggal di sekitar lokasi ditemukannya materi yang memancarkan radiasi nuklir yang sudah diamankan dan sedang diperiksa di laboratorium BATAN," jelasnya.
Tentang sumber materi yang memancarkan radiasi nuklir tersebut, Indra mengatakan masih akan diselidiki lebih lanjut. Begitu pula ketika ditanya bagaimana materi tersebut bisa ada di permukiman warga, Indra mengatakan masih perlu ditelusuri.
Baca juga: Bapeten: Indonesia butuh 126 alat pantau radiasi nuklir
"Logikanya kan tidak mungkin tiba-tiba ada di situ. Pasti ada yang membuang atau meletakkan di situ, entah sengaja atau tidak," tuturnya.
Sementara itu, BATAN tengah membersihkan daerah yang terpapar radiasi nuklir di depan Perumahan Batan Indah, Serpong. Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama BATAN Heru Umbara mengatakan dengan fasilitas laboratorium dan pengolahan limbah radioaktif, BAPETEN meminta BATAN untuk membantu proses pembersihan dan analisis material penyebab paparan radiasi tinggi.
"Dari hasil clean up, bahan penyebab paparan radiasi ditemukan telah bercampur dengan tanah. Temuan itu saat ini sedang dianalisis di laboratorium BATAN," tuturnya.
Menurut Heru, pembersihan merupakan upaya pertama yang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dan lingkungan dari paparan radiasi. Sebanyak 52 drum berkapasitas 100 liter digunakan untuk membawa vegetasi dan tanah dari lokasi.
Baca juga: BATAN teliti radiasi nuklir di RSUD Sulawesi Barat
Baca juga: Anak-anak lebih rentan terkena kanker akibat radiasi
Baca juga: Kadar Iodium Radioaktif 1.150 Kali di Laut Jepang
"Kemungkinan tidak akan meluas. Hanya pada radius 10 meter kali 10 meter yang ada di lokasi saja," kata Indra saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Indra mengatakan BAPETEN dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) telah mengeruk tanah yang terkontaminasi hingga ketebalan 10 centimeter dan paparan radiasi di lokasi sudah menurun meskipun masih di atas ambang batas normal. "Bila diperlukan, maka tanah yang dikeruk akan lebih dalam," katanya.
Baca juga: BATAN bersihkan daerah terpapar radiasi nuklir di Serpong
Baca juga: BATAN kembangkan sistem pemantau radiasi lingkungan
Terkait dengan kondisi warga, Indra mengatakan BAPETEN dan BATAN memeriksa warga yang mau diperiksa secara sukarela untuk mengetahui apakah ada dampak terhadap warga.
"Warga yang diperiksa terutama yang tinggal di sekitar lokasi ditemukannya materi yang memancarkan radiasi nuklir yang sudah diamankan dan sedang diperiksa di laboratorium BATAN," jelasnya.
Tentang sumber materi yang memancarkan radiasi nuklir tersebut, Indra mengatakan masih akan diselidiki lebih lanjut. Begitu pula ketika ditanya bagaimana materi tersebut bisa ada di permukiman warga, Indra mengatakan masih perlu ditelusuri.
Baca juga: Bapeten: Indonesia butuh 126 alat pantau radiasi nuklir
"Logikanya kan tidak mungkin tiba-tiba ada di situ. Pasti ada yang membuang atau meletakkan di situ, entah sengaja atau tidak," tuturnya.
Sementara itu, BATAN tengah membersihkan daerah yang terpapar radiasi nuklir di depan Perumahan Batan Indah, Serpong. Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama BATAN Heru Umbara mengatakan dengan fasilitas laboratorium dan pengolahan limbah radioaktif, BAPETEN meminta BATAN untuk membantu proses pembersihan dan analisis material penyebab paparan radiasi tinggi.
"Dari hasil clean up, bahan penyebab paparan radiasi ditemukan telah bercampur dengan tanah. Temuan itu saat ini sedang dianalisis di laboratorium BATAN," tuturnya.
Menurut Heru, pembersihan merupakan upaya pertama yang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dan lingkungan dari paparan radiasi. Sebanyak 52 drum berkapasitas 100 liter digunakan untuk membawa vegetasi dan tanah dari lokasi.
Baca juga: BATAN teliti radiasi nuklir di RSUD Sulawesi Barat
Baca juga: Anak-anak lebih rentan terkena kanker akibat radiasi
Baca juga: Kadar Iodium Radioaktif 1.150 Kali di Laut Jepang
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: