Yogyakarta (ANTARA) - Hujan deras disertai angin kencang di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, mengakibatkan puluhan pohon tumbang dan beberapa di antaranya menimpa sejumlah rumah warga serta menutup akses jalan.

"Sekarang Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY masih mendata seberapa besar dampak dan beberapa personel masih di lapangan," kata Komandan TRC Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Wahyu Pristiawan di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Pristiawan, sesuai pendataan sementara hujan deras disertai angin kencang terjadi pada pukul 14.15 WIB itu mengakibatkan pohon tumbang, bangunan rusak, di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman.

Di Kota Yogyakarta, menurut dia, dampak cuaca ekstrem itu terjadi di 13 titik yang mengakibatkan enam pohon tumbang yang mengakibatkan empat rumah rusak, gedung pemerintah, rumah sakit. Selain itu, satu unit mobil, satu unit sepeda motor, serta jaringan listrik rusak tertimpa pohon dan akses jalan terhambat.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat itu juga memicu terjadinya peningkatan volume air Kali Code dan Kali Gajah Wong, meski statusnya masih dalam ambang normal. Kondisi itu, menurut dia, belum berpotensi meluap dan mengakibatkan banjir. "Jika ada yang menyebut meluap itu berlebihan," kata dia.

Di Kabupaten Sleman, kata dia, terjadi di 27 titik angin kencang yang membuat 22 pohon tumbang, dua tempat usaha, enam akses jalan, lima jaringan listrik, dua jaringan telpon, 20 rumah rusak, satu tempat ibadah, satu reklame roboh, satu orang korban luka ringan.

Sedangkan, di Kabupaten Bantul tercatat 23 titik angin kencang yang memicu 23 pohon tumbang, dua rumah tinggal serta dua jaringan listrik rusak.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan resminya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta curah hujan yang terukur di Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta pada Jumat mencapai 74,5 mm dalam durasi 1,5 jam atau kategori sangat lebat.

Hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah DIY disebabkan oleh konvergensi (belokan angin tajam) di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur bagian barat yang mengakibatkan penumpukan massa udara hangat lembab dan terbentuk Cluster Awan Cumulonimbus dengan area yang cukup luas.

Potensi hujan lebat itu diprakirakan masih akan terjadi dalam dua hari ke depan di wilayah DIY, demikian Wahyu Pristiawan.

Baca juga: Walhi DIY: Harus ada program inventarisasi pohon rawan

Baca juga: Angin kencang terjang Sleman, 12 orang luka puluhan rumah rusak

Baca juga: Hujan sebabkan pohon tumbang 62 titik di Yogyakarta