Tanamkan toleransi ke milenial, Kapolres Blora sambangi pesantren
14 Februari 2020 20:08 WIB
Kapolres Blora AKBP Antonius Anang memberikan sosialisasi penanaman toleransi pada santri di Pesantren Khozinatul Ulum, di Blora, Jumat, (14/2/2020) (Boyke Ledy Watra)
Blora (ANTARA) - Kapolres Blora AKBP Antonius Anang mengatakan kepolisian setempat membuat kegiatan rutin menyambangi pesantren sebagai sarana menanamkan toleransi pada generasi milenial.
AKBP Antonius Anang, di Blora, Jumat, mengatakan kegiatan tersebut dijadikan rutinitas Polri agar literasi generasi muda terhadap toleransi dan menghindari paparan radikal menjadi semakin baik.
"Membimbing anak-anak santri ini untuk mengutamakan masalah toleransi. Jadi sejak dini kita tanamkan toleransi, kemudian mengajarkan masalah keberagaman, perbedaan, keindahan di dalam NKRI ini," kata Anang
Ketika mengunjungi pesantren, Polri kata dia memberikan semacam sosialisasi kepada para santri, kegiatan itu juga jadi sarana mempererat silaturahim dengan pengasuh pesantren agar program pencegahan intoleransi dan radikalisme bisa berjalan dengan baik.
Dalam kesempatan mengunjungi Pesantren Khozinatul Ulum di Kelurahan Mlangsen, Anang memberikan sosialisasi pada 1.500 santri yang ada di sana.
Menurut dia, Kabupaten Blora memiliki setidaknya 50 pondok pesantren, dan Polri rutin sepanjang tahun mengunjungi seluruhnya secara bergantian.
Anang mengharapkan program sosialisasi bersama pengurus pondok pesantren tersebut dapat memberikan fondasi bagi generasi muda agar di masa mendatang tidak mudah terpapar radikalisme dan intoleransi.
"Saya berharap generasi muda jangan gampang terprovokasi berita hoaks, itu yang saat ini sangat marak," ucapnya.
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul Ulum, Ahmad Labib Hilmi memastikan pesantren menjadi tempat untuk mengajarkan generasi muda tentang paham yang benar, termasuk soal perbedaan di Indonesia.
"Ideologi kita itu sesungguhnya berlandaskan dari syariat ajaran kita, dan itu tidak ada yang bertentangan sama sekali dengan ideologi, dan kita terus mencoba berikan pemahaman itu di kegiatan pesantren," ujarnya.
Baca juga: Kabaharkam Polri kunjungi Bataliyon 410 Blora
Baca juga: Kodam: Radikalisme merupakan ancaman terhadap bangsa dan negara
Baca juga: Wakapolri: Internet jadi salah satu sarana berkembangnya radikalisme
AKBP Antonius Anang, di Blora, Jumat, mengatakan kegiatan tersebut dijadikan rutinitas Polri agar literasi generasi muda terhadap toleransi dan menghindari paparan radikal menjadi semakin baik.
"Membimbing anak-anak santri ini untuk mengutamakan masalah toleransi. Jadi sejak dini kita tanamkan toleransi, kemudian mengajarkan masalah keberagaman, perbedaan, keindahan di dalam NKRI ini," kata Anang
Ketika mengunjungi pesantren, Polri kata dia memberikan semacam sosialisasi kepada para santri, kegiatan itu juga jadi sarana mempererat silaturahim dengan pengasuh pesantren agar program pencegahan intoleransi dan radikalisme bisa berjalan dengan baik.
Dalam kesempatan mengunjungi Pesantren Khozinatul Ulum di Kelurahan Mlangsen, Anang memberikan sosialisasi pada 1.500 santri yang ada di sana.
Menurut dia, Kabupaten Blora memiliki setidaknya 50 pondok pesantren, dan Polri rutin sepanjang tahun mengunjungi seluruhnya secara bergantian.
Anang mengharapkan program sosialisasi bersama pengurus pondok pesantren tersebut dapat memberikan fondasi bagi generasi muda agar di masa mendatang tidak mudah terpapar radikalisme dan intoleransi.
"Saya berharap generasi muda jangan gampang terprovokasi berita hoaks, itu yang saat ini sangat marak," ucapnya.
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul Ulum, Ahmad Labib Hilmi memastikan pesantren menjadi tempat untuk mengajarkan generasi muda tentang paham yang benar, termasuk soal perbedaan di Indonesia.
"Ideologi kita itu sesungguhnya berlandaskan dari syariat ajaran kita, dan itu tidak ada yang bertentangan sama sekali dengan ideologi, dan kita terus mencoba berikan pemahaman itu di kegiatan pesantren," ujarnya.
Baca juga: Kabaharkam Polri kunjungi Bataliyon 410 Blora
Baca juga: Kodam: Radikalisme merupakan ancaman terhadap bangsa dan negara
Baca juga: Wakapolri: Internet jadi salah satu sarana berkembangnya radikalisme
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020
Tags: