Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad bekerja sama dengan University of Agriculture Faisalabad (UAF) menggelar acara konferensi internasional tentang minyak sawit untuk membidik generasi muda Pakistan.

Dalam konferensi itu, para mahasiswa program doktoral, kalangan ilmuwan dan peneliti muda Pakistan mendapatkan penjelasan mengenai aspek kesehatan, kandungan nutrisi dan perspektif masa depan minyak hasil olahan kelapa sawit.

Konferensi "Palm Oil and Its Future Perspectives" dilaksanakan pada 12-13 Februari 2020 bertepatan dengan malam tahunan di UAF, menurut keterangan tertulis KBRI Islamabad yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dalam acara yang bertema "Pak-Indonesia Food & Nutrition Festival and Palm Oil Conference & Its Future Perspectives” itu, KBRI Islamabad juga melakukan promosi terpadu untuk mengenalkan produk makanan, kerajinan batik, kerajinan, produk gula aren, serta paket destinasi pariwisata dan visa Indonesia.

"Seiring dengan semakin meningkatnya hubungan perdagangan Indonesia-Pakistan, sikap saling pengertian akan semakin kuat jika dimensinya diperluas dengan kerja sama budaya, kesenian, pariwisata, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya," tutur Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri.

Pelibatan kalangan akademisi muda Pakistan dalam promosi minyak sawit dinilai tepat.

"Sebagai aset masa depan Pakistan,mereka dapat memahami aspek manfaat nutrisi minyak sawit maupun nilai ekonomisnya secara komprehensif," ujar Dubes Iwan.

Para ilmuwan UAF terbilang berpengaruh di kalangan otoritas pangan Provinsi Punjab Pakistan yang sempat mengeluarkan larangan peredaran vanaspati ghee (minyak sayur yang terhidrogenasi sebagian) berbahan baku minyak sawit.

Selain memiliki jumlah penduduk paling banyak, Provinsi Punjab juga merupakan konsumen minyak sawit terbesar di Pakistan.

Dengan menggandeng UAF melalui konferensi minyak sawit, KBRI Islamabad ingin menegaskan aspek kesehatan dan manfaat ekonomi minyak sawit.

Data tahun 2019 menunjukkan Indonesia masih mendominasi pangsa pasar minyak sawit di Pakistan sekitar 80 persen, dan sisanya sekitar 20 persen adalah impor dari Malaysia.

Dalam acara tersebut, KBRI Islamabad juga melibatkan mahasiswa Indonesia yang belajar di International Islamic University (IIU) Islamabad untuk menampilkan kesenian tari Saman dan pembacaan Al-Quran.

"Kita terus membangun jembatan untuk kesinambungan hubungan perdagangan dan kedekatan masa depan hubungan Indonesia-Pakistan yang semakin baik," kata Dubes Iwan.

Baca juga: Bertemu Mahfud, Dubes Pakistan sampaikan pesan perdamaian

Baca juga: Wabah corona di China pengaruhi kinerja ekspor dan sawit Riau