Jakarta (ANTARA) - Kepala UKM Centre Universitas Indonesia Zakir Machmud menilai bahwa infrastruktur pendukung pemasaran usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia mulai terbentuk, sehingga mampu memfasilitasi pelaku usaha tersebut untuk mengembangkan pasar.

“Sudah mulai terbentuk, mulai dari akses belanja onlinenya melalui e-commerce, logistiknya, marketingnya, hingga konsultannya sudah mulai terbentuk,” kata Zakir di Jakarta, Jumat.

Dengan demikian, UKM dapat memaksimalkan keberadaan pemasaran pendukung tersebut untuk mengembangkan usahanya.

Sayangnya, Zakir menyampaikan bahwa belum banyak UKM yang mau melibatkan diri dalam pemasaran secara online. Hal ini dikarenakan kurangnya wawasan yang dimiliki, sehingga belum berani mencoba terjun ke pemasaran online.

“Lebih ke belum terbuka wawasannya, mindsetnya ini belum terbangun. Mereka belum tahu apa manfaat dan konsekuensinga jika berjualan secara online misalnya,” ungkap Zakir.

Sebagai contoh, lanjut Zakir, dari 700 UKM binaan UKMC UI, baru 100 UKM yang melakukan digitalisasi, dengan minimal mereka memiliki media sosial untuk berdagang.

“Itukan masih kecil sekali, dan kita masih banyak pekerjaan rumah untuk mengajak mereka mengembangkan usaha melalui cara-cara digital,” kata Zakir.

Dengan menjalankan usaha melalui sistem digital, Zakir meyakini bahwa pemasaran produk UKM akan semakin luas, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional.

Meskipun, hal tersebut sangat tergantung dengan beberapa hal lain, misalnya kualitas produk, hingga seberapa serius UKM mendigitalisasi usahanya.

Baca juga: Sarinah komitmen bantu tingkatkan ekspor produk UKM

Baca juga: Kemendag dukung UKM tingkatkan daya saing ekspor

Baca juga: UMKM bisa tiru model bisnis warung kopi kekinian, kata Teten