Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional China Zeng Yixin mengatakan pada konferensi pers, Jumat, bahwa jumlah staf medis yang terinfeksi meningkat.
"Saat ini, tugas petugas medis di lapangan memang sangat berat, keadaan kerja dan istirahat mereka terbatas, tekanan psikologis sangat besar, dan risiko infeksi tinggi," kata Zeng.
Lebih dari 87 persen pekerja medis yang terinfeksi berada di Hubei, provinsi di pusat penyebaran virus yang muncul pada Desember dan telah menewaskan sekitar 1.380 orang serta menulari lebih dari 60.000 orang.
Analisis lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah pekerja medis yang terinfeksi di rumah sakit, kata Zeng.
Pejabat dan rumah sakit China telah berulang kali berbicara tentang keterbatasan peralatan pelindung, termasuk masker wajah, karena penyakit tersebut telah merebak di Hubei dan menyebar ke seluruh negeri.
Kematian Li Wenliang, seorang dokter yang ditegur karena mengeluarkan peringatan dini tentang penyakit itu, memicu gelombang kesedihan mendalam publik bulan ini dan ekspresi kemarahan yang jarang terjadi pada pemerintah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korban meninggal akibat COVID-19 di Hubei terus bertambah
Baca juga: KBRI sebutkan di Singapura terkonfirmasi delapan kasus baru COVID-19
Baca juga: Usai kasus kematian pertama, Jepang tingkatkan upaya tangani corona