Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) harus menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global karena sejauh ini sudah berhasil mencatat angka pertumbuhan di atas rata-rata nasional yakni 5,71 persen dari 5,02 persen.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto di Palembang, Jumat, mengatakan bank sentral menilai pertumbuhan ekonomi Sumsel sudah tergolong sangat baik tapi saat ini kondisi global sedang tidak menentu apalagi setelah munculnya Virus Corona.

“Kondisi global sudah ada perbaikan sebelumnya, hadir pula Virus Corona yang membuat ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi regional perlu dijaga karena itu menggambarkan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia setelah menghadiri pengukuhan kepala perwakilan BI Sumsel.

Baca juga: Mari Pangestu prediksi ekonomi RI kuartal I masih tumbuh 5 persen

Untuk itu, Erwin berharap BI Sumsel dapat lebih meningkatkan hubungan dengan pemerintah daerah maupun perbankan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut.

“Kami melihat hubungan dengan stakeholder selama ini sudah baik, harapannya dengan kepala perwakilan yang baru bisa diteruskan lagi,” kata dia.

Sementara itu Kepala Perwakilan BI Sumsel Hari Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi Sumsel yang tinggi juga diikuti inflasi rendah sehingga diklaim telah berkualitas.

“Bahkan kalau kita lihat secara historis, Sumsel telah 3 tahun berturut-turut menikmati pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera,” kata dia.

Meskipun, kata dia, jika dibandingkan pada 2018 lalu terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Bumi Sriwijaya itu. Hal itu, lanjutnya, tidak terlepas dari faktor global yang memengaruhi kinerja perekonomian Sumsel.

Namun demikian, BI Sumsel meyakini pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2020 bisa masuk dalam kisaran 5,7 persen-6,1 persen.

Baca juga: Melihat peluang industri pengolahan di tengah tantangan ekonomi 2020