Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Lembaga Swadaya Masyarakat Aksi Cepat Tanggap bersama Masyarakat Relawan Indonesia Malang memberikan pelatihan kepada puluhan relawan tentang teknik pertolongan yang dilakukan di dalam air untuk meningkatkan kewaspadaan antisipasi bencana.

Humanity Program ACT Malang, Iqrok Wahyu Perdana mengatakan bahwa pemberian pelatihan kepada 20 orang relawan tersebut merupakan langkah penguatan bagi mereka yang berada di daerah, seperti di wilayah Malang Raya, untuk siaga menghadapi bencana.

"Pelatihan ini tidak hanya satu kali dilakukan. Kami berharap bisa melakukan pelatihan secara bertahap, agar relawan siap dan terlatih saat terjun ke lapangan," kata Iqrok, di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.

Iqrok mengharapkan, pelatihan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas relawan, supaya lebih terlatih dan mampu menghadapi situasi bencana, seperti banjir dan bencana alam lainnya.
Baca juga: ACT Sumsel latih relawan selamatkan korban di dalam air

Pelatihan tersebut, lanjut Iqrok, dilakukan oleh Disaster Emergency And Recovery Management (DERM) ACT, di Sumber Jenon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kepada 20 orang Relawan Masyarakat Indonesia yang berasal dari Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang.

"Meskipun potensi banjir di Malang tidak besar, kesiapsiagaan tetap harus ditingkatkan," ujar Iqrok.

Sementara itu, Pelatih DERM-ACT Lukman Salehuddin mengatakan bahwa dalam pelatihan tersebut memberikan pembekalan berupa materi dasar penyelamatan, pengenalan dan kegunaan alat pelindung diri, serta alat penyelamatan di air, seperti perahu karet dan dayung.

Lukman menjelaskan, tujuan pemberian pelatihan kepada para relawan tersebut, adalah sebagai upaya sigap bencana, termasuk menguatkan kemampuan dan kapasitas tim relawan ketika terjadi bencana alam atau situasi dilapangan.
Baca juga: ACT salurkan 10.000 karton air minum wakaf untuk Kabupaten Malang

Berdasarkan hasil dari pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, disebutkan bahwa sebanyak 22 daerah memiliki potensi diterjang banjir karena luapan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas.

Bahkan, karena tingginya potensi bencana itu pemerintah provinsi Jawa Timur telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi sejak 16 Desember 2019 hingga 150 hari ke depan.

"Pelatihan ini menjadi salah satu penguatan dan potensi bagi tim di daerah. Kami berharap, para relawan daerah mempunyai tim yang mampu melakukan penyelamatan di air," kata Lukman.
Baca juga: ACT Malang tampung empat warga Aceh Tenggara korban kerusuhan Wamena