Harga bawang putih meroket, Disdag Mataram tunggu hasil investigasi
14 Februari 2020 14:22 WIB
Dokumen: Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh (pakai peci) saat melakukan sidak kebutuhan pokok di Pasar Mandalika, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. (Foto: ANTARA News/Nirkomala.ist)
Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menunggu hasil investigasi Satgas Pangan terkait dengan keterbatasan stok yang pemicu kenaikan harga bawang putih impor hingga mencapai Rp50.000 per kilogram.
"Satgas Pangan sedang turun secara diam-diam mencari tahu penyebab terbatasnya stok bawang putih impor di sejumlah pasar tradisional," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Amran M Amin di Mataram, Jumat.
Baca juga: Harga bawang putih di Purwokerto berangsur turun
Sebelum adanya informasi resmi dari satgas, katanya, pihaknya belum berani menyebar asumsi dengan menyebutkan kenaikan harga dan kekurangan stok bawang putih akibat permainan pengepul atau dampak virus corona.
"Karena itu, kita tunggu hasil penelusuran satgas. Harapan kita, tidak ada permainan dari pengepul," katanya.
Menurutnya, sejak terjadi kenaikan harga bawang putih impor dari harga normal sekitar Rp30.000 per kilogram, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan harga komoditas itu.
"Tetapi, kita juga masih kesulitan mencari benang merahnya apalagi kondisi ini terjadi secara nasional," katanya.
Kendati demikian, Amran mengakui stok untuk bawang putih impor masih ada tetapi jumlahnya terbatas sehingga memicu kenaikan harga.
"Kita di Mataram, sifatnya penerima manfaat bukan daerah penghasil seperti di Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Karena itulah, bawang putih impor bisa masuk," katanya.
Baca juga: Kementan operasi pasar bawang putih dan cabai hingga harga terkendali
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli sebelumnya mengatakan kenaikan harga bawang putih impor yang terjadi saat ini dipicu faktor psikologis karena isu penyetopan impor dari China akibat virus corona.
"Isu tersebut diangkat terus menerus, sehingga dimanfaatkan oleh para pengusaha dan pelaku usaha," katanya.
Mutawalli menambahkan stok bawang putih di pasar sebenarnya masih ada. Tetapi pengepul memainkan harganya, hingga saat ini mencapai Rp60 ribu per kilogram. Selain itu merebaknya penyebaran virus corona terus dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Kemendag minta importir segera gelontorkan bawang putih ke pasar
"Satgas Pangan sedang turun secara diam-diam mencari tahu penyebab terbatasnya stok bawang putih impor di sejumlah pasar tradisional," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Amran M Amin di Mataram, Jumat.
Baca juga: Harga bawang putih di Purwokerto berangsur turun
Sebelum adanya informasi resmi dari satgas, katanya, pihaknya belum berani menyebar asumsi dengan menyebutkan kenaikan harga dan kekurangan stok bawang putih akibat permainan pengepul atau dampak virus corona.
"Karena itu, kita tunggu hasil penelusuran satgas. Harapan kita, tidak ada permainan dari pengepul," katanya.
Menurutnya, sejak terjadi kenaikan harga bawang putih impor dari harga normal sekitar Rp30.000 per kilogram, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan harga komoditas itu.
"Tetapi, kita juga masih kesulitan mencari benang merahnya apalagi kondisi ini terjadi secara nasional," katanya.
Kendati demikian, Amran mengakui stok untuk bawang putih impor masih ada tetapi jumlahnya terbatas sehingga memicu kenaikan harga.
"Kita di Mataram, sifatnya penerima manfaat bukan daerah penghasil seperti di Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Karena itulah, bawang putih impor bisa masuk," katanya.
Baca juga: Kementan operasi pasar bawang putih dan cabai hingga harga terkendali
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli sebelumnya mengatakan kenaikan harga bawang putih impor yang terjadi saat ini dipicu faktor psikologis karena isu penyetopan impor dari China akibat virus corona.
"Isu tersebut diangkat terus menerus, sehingga dimanfaatkan oleh para pengusaha dan pelaku usaha," katanya.
Mutawalli menambahkan stok bawang putih di pasar sebenarnya masih ada. Tetapi pengepul memainkan harganya, hingga saat ini mencapai Rp60 ribu per kilogram. Selain itu merebaknya penyebaran virus corona terus dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Kemendag minta importir segera gelontorkan bawang putih ke pasar
Pewarta: Nirkomala
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: