AS-Taliban mungkin teken perjanjian damai Februari
12 Februari 2020 22:12 WIB
Presiden AS Donald Trump secara mengejutkan mengunjungi tentara AS di Afghanistan pada Kamis (28/11) dan mengatakan ia percaya gerilyawan Taliban akan menyetujui gencatan senjata dalam perang paling lama AS. (Reuters).
Kabul/Dubai (ANTARA) - Perjanjian damai antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban kemungkinan akan diteken bulan ini jika Taliban benar-benar menurunkan kekerasan, kata dua sumber di kalangan pemerintah Afghanistan dan seorang diplomat Barat, Rabu.
Jadwal sementara itu dikabarkan oleh beberapa sumber, satu hari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan kemungkinan ada terobosan dalam perundingan AS dengan Taliban di Qatar.
Perundingan antara kedua pihak mengalami kebuntuan, antara lain terkait tuntutan AS bahwa para gerilyawan harus setuju menurunkan kekerasan sebagai bagian dari kesepakatan penarikan pasukan Amerika.
Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik Taliban di Ibu Kota Qatar, Doha, mengatakan bahwa kemajuan sudah dicapai namun ia menolak untuk memberikan keterangan lebih rinci.
Doha telah menjadi tempat penyelenggaraan perundingan antara pihak-pihak bertikai itu sejak 2018, bahkan pada saat peperangan berlanjut di seluruh negeri, yang hingga menewaskan ratusan warga sipil dan tentara, pada saat Taliban meningkatkan kendali wilayah.
Pejabat ketiga Afghanistan mengatakan Amerika Serikat pada prinsipnya sudah menyetujui perjanjian itu, tapi AS tidak akan menandatanganinya sampai Taliban bisa memperlihatkan menurunkan kekerasan.
Perjanjian itu kemungkinan akan segera ditandatangani bulan ini, kata pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pompeo laporkan kemajuan pembicaraan AS-Taliban
Baca juga: Taliban tewaskan anggota pasukan AS di Afghanistan Utara
Jadwal sementara itu dikabarkan oleh beberapa sumber, satu hari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan kemungkinan ada terobosan dalam perundingan AS dengan Taliban di Qatar.
Perundingan antara kedua pihak mengalami kebuntuan, antara lain terkait tuntutan AS bahwa para gerilyawan harus setuju menurunkan kekerasan sebagai bagian dari kesepakatan penarikan pasukan Amerika.
Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik Taliban di Ibu Kota Qatar, Doha, mengatakan bahwa kemajuan sudah dicapai namun ia menolak untuk memberikan keterangan lebih rinci.
Doha telah menjadi tempat penyelenggaraan perundingan antara pihak-pihak bertikai itu sejak 2018, bahkan pada saat peperangan berlanjut di seluruh negeri, yang hingga menewaskan ratusan warga sipil dan tentara, pada saat Taliban meningkatkan kendali wilayah.
Pejabat ketiga Afghanistan mengatakan Amerika Serikat pada prinsipnya sudah menyetujui perjanjian itu, tapi AS tidak akan menandatanganinya sampai Taliban bisa memperlihatkan menurunkan kekerasan.
Perjanjian itu kemungkinan akan segera ditandatangani bulan ini, kata pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pompeo laporkan kemajuan pembicaraan AS-Taliban
Baca juga: Taliban tewaskan anggota pasukan AS di Afghanistan Utara
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: