CISDI luncurkan platform pemetaan aktor SDGs non-pemerintah
12 Februari 2020 17:07 WIB
Direktur Program CISDI Egi Abdul Wahid (kiri) dan Country Director OXFAM Indonesia Maria Lauranti (kanan) dalam diskusi di Jakarta, Rabu (12/2/2020). ANTARA/Prisca Triferna
Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) dan OXFAM meluncurkan platform untuk mendorong dan memetakan praktik Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dilakukan aktor non-pemerintah dan memastikan akuntabilitas.
"Pengembangan TRACK SDGs hadir berkat berkembangnya infrastruktur telekomunikasi. Kemajuan ini memberikan kesempatan bagi seluruh elemen masyarakat untuk berjejaring dan berkolaborasi, terlepas dari tantangan geografis Indonesia," kata Direktur Program CISDI Egi Abdul Wahid dalam diskusi yang diadakan di Jakarta pada Rabu.
SDGs merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan. SDGs memiliki 17 tujuan dengan 169 capaian dan target terukur dan tenggat waktu ditentukan oleh PBB sampai dengan 2030 setelah sebelumnya target-target disepakati pada 2015.
Baca juga: Bappenas sebut butuh tindakan besar capai target ambisius SDGs 2030
Baca juga: Peneliti nilai pencapaian SDGs di dunia hanya 5 persen
Beberapa target SDGs contohnya seperti Tujuan 1 untuk mengentaskan kemiskinan dan Tujuan 7 memastikan akses energi yang terjangkau dan bisa diandalkan serta berkelanjutan, semuanya itu dilakukan untuk mencapai inklusivitas untuk meyakinkan tidak ada yang tertinggal.
SDGs dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan aktor non-pemerintah untuk memastikan tidak ada orang yang tertinggal dalam kemajuan yang terjadi saat ini.
TRACK SDGs sendiri, menurut Country Director OXFAM Indonesia Maria Lauranti, dapat menyediakan pemetaan aktor-aktor non-pemerintah yang ikut berperan dalam isu SDGs di Indonesia, sehingga muncul potensi kolaborasi antar pihak termasuk dalam bagian pendanaan.
Baca juga: Kuatkan diplomasi sawit, Indonesia tonjolkan pencapaian SDGs
Baca juga: Duta SDGs Indonesia ajak pemuda bantu selesaikan persoalan sampah
"Fakta bahwa kita semua tahu untuk mencapai pemenuhan tujuan SDGs sampai 2030, pemerintah sudah sebut Indonesia perlu minimal 2,5 triliun dolar per tahun. Bukan uang yang sedikit, jadi dalam hal ini kemitraan multi pihak adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan karena sumber daya dari satu pemangku kepentingan memenuhi apa yang sebetulnya diperlukan," kata Maria Lauranti yang juga hadir dalam diskusi tersebut.
CISDI adalah organisasi masyarakat sipil yang berkomitmen mempercepat SDGs lewat pembangunan kesehatan dan melibatkan kaum muda dalam riset dan analisa serta implementasi program.
Baca juga: World Zakat Forum-UNDP sepakat kembangkan SDGs dunia Islam
Baca juga: Bappenas sebut perlu peran ilmuwan untuk capai target SDGs
"Pengembangan TRACK SDGs hadir berkat berkembangnya infrastruktur telekomunikasi. Kemajuan ini memberikan kesempatan bagi seluruh elemen masyarakat untuk berjejaring dan berkolaborasi, terlepas dari tantangan geografis Indonesia," kata Direktur Program CISDI Egi Abdul Wahid dalam diskusi yang diadakan di Jakarta pada Rabu.
SDGs merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan. SDGs memiliki 17 tujuan dengan 169 capaian dan target terukur dan tenggat waktu ditentukan oleh PBB sampai dengan 2030 setelah sebelumnya target-target disepakati pada 2015.
Baca juga: Bappenas sebut butuh tindakan besar capai target ambisius SDGs 2030
Baca juga: Peneliti nilai pencapaian SDGs di dunia hanya 5 persen
Beberapa target SDGs contohnya seperti Tujuan 1 untuk mengentaskan kemiskinan dan Tujuan 7 memastikan akses energi yang terjangkau dan bisa diandalkan serta berkelanjutan, semuanya itu dilakukan untuk mencapai inklusivitas untuk meyakinkan tidak ada yang tertinggal.
SDGs dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan aktor non-pemerintah untuk memastikan tidak ada orang yang tertinggal dalam kemajuan yang terjadi saat ini.
TRACK SDGs sendiri, menurut Country Director OXFAM Indonesia Maria Lauranti, dapat menyediakan pemetaan aktor-aktor non-pemerintah yang ikut berperan dalam isu SDGs di Indonesia, sehingga muncul potensi kolaborasi antar pihak termasuk dalam bagian pendanaan.
Baca juga: Kuatkan diplomasi sawit, Indonesia tonjolkan pencapaian SDGs
Baca juga: Duta SDGs Indonesia ajak pemuda bantu selesaikan persoalan sampah
"Fakta bahwa kita semua tahu untuk mencapai pemenuhan tujuan SDGs sampai 2030, pemerintah sudah sebut Indonesia perlu minimal 2,5 triliun dolar per tahun. Bukan uang yang sedikit, jadi dalam hal ini kemitraan multi pihak adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan karena sumber daya dari satu pemangku kepentingan memenuhi apa yang sebetulnya diperlukan," kata Maria Lauranti yang juga hadir dalam diskusi tersebut.
CISDI adalah organisasi masyarakat sipil yang berkomitmen mempercepat SDGs lewat pembangunan kesehatan dan melibatkan kaum muda dalam riset dan analisa serta implementasi program.
Baca juga: World Zakat Forum-UNDP sepakat kembangkan SDGs dunia Islam
Baca juga: Bappenas sebut perlu peran ilmuwan untuk capai target SDGs
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: